20. Pikiran Kayla

318 39 0
                                    

TOK TOK TOK!

Kayla mengetuk pintu di depannya saat bunyi bel tak kunjung menghasilkan suara. Mungkin bel rumah ini mati, atau sedang rusak. Sudah setengah jam lebih ia berada di sini, membunyikan bel, melihat ke sana kemari, namun tak kunjung ada hasilnya juga.

Sebenarnya Kayla sedang bingung, di benaknya sekarang sudah banyak asumsi yang terlalu menumpuk namun tak kunjung ada bukti. Oleh karena itu Kayla berada di sini mencari penjelasan.

Hari ini Ivy tidak berangkat sekolah, tentu saja Kayla sangat bertanya-tanya. Ivy jarang sekali izin, izin paling ketika sedang ada urusan keluarga di luar kota. Ivy juga tidak mengaktifkan sosial medianya. Apakah Ivy marah kepada Kayla karena ucapan kemarin?

Apakah Ivy membolos? Apakah Ivy sedang ada urusan? Atau sedang apa gadis itu? Rumah Ivy kosong, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda rumah yang berpenghuni. Lampunya mati, bel pintu pun mati, semua gorden pun ditutup. Satpam yang biasa berjaga di depan pun tidak ada, gerbangnya ditutup sangat rapat, untung saja Kayla tahu bagaimana cara masuk ke rumah ini melewati jalan tikus yang pernah Ivy beritahu.

"Apa Ivy masih marah sama gue, ya? Coba gue hubungi Tante Vanya deh," ujar Kayla yang langsung menyalakan ponselnya, gadis itu langsung mencari nama 'Tante Vanya' dan mengirimkan pesan singkat.

Cut Kayla: Sore, Tante. Hari ini Ivy tidak berangkat sekolah, Tan. Dia kenapa ya? Apa Ivy harus ke luar kota karena ada urusan keluarga? Apa dia baik-baik saja, Tan?

Huh, sama saja. Tante Vanya juga tetap sama seperti Ivy, centang satu. Harus ke mana lagi Kayla mencari keberadaan Ivy? Dirinya sangat takut sesuatu hal terjadi sama Ivy. Dirinya sangat takut kalau Ivy masih marah kepadanya dan tidak mau berteman kepadanya.

Gotcha!

Satu ide terlintas lagi di benak Kayla, gadis itu langsung mencari kontak seseorang yang ada di pikirannya dan mengetikkan pesan singkat kepada orang tersebut.

Cut Kayla: Natasya, gue ganggu waktu lo gak? Ada yang mau gue omongin sama lo.

Yap, benar! Dirinya menghubungi Anastasya Shena Adipati atau yang lebih sering dipanggil Natasya. Semoga saja Natasya tahu mengenai kabar Ivy. Kayla sangat khawatir karena Ivy selalu menceritakan segalanya kepada Kayla, masa iya untuk sekarang Ivy tidak cerita?

Anastasya Shena: Kenapa, Kay?

Akhirnya! Kayla sangat senang sekali sekarang! Seperti habis memenangkan lotre saja Kayla ini, jingkrak-jingkrak tidak jelas dan kegirangan.

Cut Kayla: Ivy di mana ya? Lo tau keadaan dia? Soalnya dia tuh gak masuk sekolah, gak ada surat bahkan gak ada kabar sama sekali. Gue khawatir dia kenapa-kenapa.

Anastasya Shena: Dia lagi ada di luar kota, ada masalah keluarga yang emang harus diselesaikan, Kay. Thanks banget kalau lo udah care sama dia, ya. Dia baik-baik aja kok, gue juga udah ada di Indonesia nih, emang dia belum sempat pegang handphone aja.

Kayla akhirnya dapat bernapas lega setelah sekian lama dihantui oleh rasa bersalah. Tapi hatinya masih tidak mengerti, sebenarnya masalah keluarga apa sampai-sampai semua keluarga Pati ini dikumpulkan, dan di mana mereka berkumpul. Jakarta? Bali? Bandung? Yogyakarta? Soalnya keluarga Pati itu tersebar di seluruh belahan Indonesia.

Tak perlu banyak bertanya lagi Kayla rasa, ia terlalu banyak ikut campur masalah keluarga Ivy. Gadis dengan rambut yang dikucir kuda itu segera mengetikkan pesan sebagai balasan.

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now