44. SMA Trisatya

276 30 0
                                    

Ivy sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Hari ini gadis itu akan pergi ke sekolah barunya di Semarang. Sudah tidak ada lagi sebangku dengan Kayla yang cerewet, makan di kantin, bahkan berangkat bersama Kayla maupun Ravin.

Hari ini dan sampai seterusnya, Ivy hanya akan diantar oleh Raka, satu sekolah bahkan satu kelas dengan Raka. Entah bagaimana yang akan terjadi nanti, Ivy sama sekali tidak tahu.

Ivy mengikat rambutnya, gadis itu memakai jaket jeans untuk membalur seragamnya, lalu mengikat tali sepatu dan menyemprotkan parfum ke seragamnya. Sempurna! Ivy yakin kalau di hari pertamanya ini bisa membuat semua pasang mata menatap kagum ke arahnya.

"Ivy, udah ada Raka, nih!" teriak Vero dari lantai bawah, membuat Ivy dengan semangat mengambil ransel dan keluar dari kamar, lalu turun ke lantai bawah.

"Hai, Rak!" sapa Ivy dengan senyum mengembang, entah karena apa mood Ivy sedang baik sekali pagi ini. Gadis itu bisa bangun lebih awal, bisa mandi lebih awal, dan tersenyum terus-menerus.

"Pagi, Vy! Kamu sarapan aja dulu, aku tungguin kamu sarapan," kata Raka dengan penuh pengertian. Beberapa hari mengenal Raka, Ivy jadi lebih mengerti bagaimana sifat pria itu. Sabar, pengertian, perhatian. Paket komplit Ivy rasa.

"Mah, sarapannya Ivy dimasukin kotak aja, Ivy makan di mobil sama Raka!" Ivy memberitahu mamahnya untuk menaruh sarapannya itu di kotak, selain mempersingkat waktu, Ivy ingin melihat sekolah barunya. Pasti jauh lebih baik SMA Galaksi di mana-mana, secara rating keduanya itu berbeda, tak bisa dikatakan sama.

"Ya udah, mamah siapin dulu, ya."

Vero menatap putrinya dengan senyum tipis, entah mengapa Vero jauh lebih senang Ivy seperti ini, lebih bersemangat. Vero yakin kalau Raka bisa memberikan pengaruh baik untuk Ivy, supaya ke depannya Ivy bisa mendapatkan peringkat satu paralel, dan masuk kuliah kedokteran di luar negeri.

Setelah menyiapkan sarapan Ivy, Vanya langsung memberikan kotak tersebut ke Ivy, tak lupa memberikan botol minuman berisi susu coklat kesukaan Ivy. "Dimakan, jangan sampai lupain sarapan, ini vitaminnya juga diminum," kata Vanya sambil memberikan satu tablet vitamin.

Ivy memang sudah dibiasakan untuk hidup sehat, minum susu, sarapan, vitamin, makan sayur, makan buah, makan empat sehat lima sempurna, dan banyak lagi lainnya.

"Iya, Mah. Ivy berangkat dulu, ya. Bye, Mah, Pah! Ayo, Rak!"

***

Ivy memakan roti dengan selai coklat yang mamahnya berikan kepada gadis itu, gadis dengan rambut yang diikat satu itu melihat bagaimana suasana Kota Semarang di pagi hari, jauh lebih lenggang daripada Kota Jakarta.

Tentu saja berbeda, kepadatan penduduk di sini dan Jakarta itu berbeda, jumlah tikungan, tol, dan jalanan di sini dan Jakarta juga pasti berbeda.

"Menurut lo, gue bakalan jadi bahan nyinyiran gak, ya? Secara style gue gini, gaya bahasa gue gini, gue takutnya mereka semua nganggap gue songong gitu." Ivy menautkan jarinya di dagu, mengingat bagaimana reaksi murid di sana nanti, kedatangan murid dari Jakarta, kedatangan sosok yang langsung satu mobil dengan ketua OSIS. Pasti langsung menggemparkan.

"Enggak, semua orang kan punya keunikan masing-masing. Kamu pakai style dan gaya kayak gitu karena emang dari Jakarta kayak gitu, belum bisa dan belum terbiasa adaptasi," jawab Raka dengan santainya, pria itu terus menatap ke depan, jalanan yang sangat ramai, namun tidak macet, berbeda dengan Jakarta.

Ivy terkekeh singkat. "Lo tau gak, sih? Gue kalau berangkat jam segini di Jakarta, masih kejebak macet, gak bisa gerak sama sekali mobilnya, di Jakarta sama di sini emang beda banget, ya. Gue masih belum bisa membiasakan diri."

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now