19. Sebenarnya Ada Apa?

335 37 0
                                    

Ravin terbangun dari tidurnya, pria itu langsung meraih gelas yang berisi air putih di nakas dan meminumnya. Ia melirik jam dinding, pukul setengah empat pagi, dengan kilat Ravin bangun dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mandi serta siap-siap menuju masjid.

Salah satu kebiasaan baik yang orang tuanya selalu ajarkan pada Ravin yakni ibadah di masjid. Ibadah berjamaah untuk laki-laki itu wajib hukumnya di keluarga Ravin, Ravin dan ayahnya selalu ke masjid. Tidak bisa dikatakan masjid juga sebenarnya, lebih tepat jika dikatakan mushola karena cukup kecil.

***

Pukul lima pagi Ravin sudah siap dengan seragam almamaternya. Pria itu membantu ibunya untuk membuat sarapan, tak lupa juga untuk menyiapkan warung untuk dibuka.

Sejak tadi Ravin memang belum membuka ponselnya sama sekali, belum melihat chat dari Ivy, maupun belum menyapa Ivy. Ivy sudah bangun atau belum, Ravin pun sama sekali tidak tahu, atau bahkan Ivy begadang sampai jam segini dan belum tidur.

"Vin, buatkan susu coklat untuk adikmu!" perintah Sella pada putra sulungnya, dengan mengangguk sebagai jawaban, Ravin langsung membuatkan susu coklat kesukaan Dara.

Setelah semuanya selesai, Ravin mendekati ibunya, ia meminta izin ibunya untuk pergi ke kamar siap-siap. Ya, beginilah sikap dan sifat seorang Ravindra Atmawidjaya Pratama. Ravin selalu menjunjung tinggi nilai-nilai yang memang orang tuanya ajarkan, apalagi nilai-nilai sopan santun.

"Bu, Ravin ke kamar dulu, ya? Ravin mau beres-beres sekalian siap-siap ke sekolah," izin Ravin yang dibalas anggukan kepala oleh Sella.

Ravin melangkahkan kakinya menuju kamarnya, ia membuka pintu dan menyiapkan buku-buku pelajaran hari ini, sebenarnya semalam Ravin sudah mempersiapkan buku-buku tersebut, namun belum memasukkannya ke dalam tas, hanya ditaruh di meja belajar saja.

Setelah semuanya selesai, ia langsung ke nakas untuk meraih ponselnya dan membuka pesan Ivy.

Sylvia Ivy: Vin, besok gak jadi berangkat bareng ya.

Mengapa Ivy membatalkan rencana berangkat bersamanya? Apakah Ivy baik-baik saja? Apakah Ivy memang sedang ingin sendiri? Atau bagaimana? Mengapa perempuan selalu singkat, padat, dan jelas jika memberikan pernyataan?

Contoh pernyataan yang paling sering dijumpai, terserah dan gapapa, kedua hal itu sebenarnya ada apa-apanya, tetapi perempuan samarkan. Ya, walaupun Ravin sangat tahu kalau tidak semua bisa dijelaskan.

Ravindra Atmawidjaya: Oke, kamu berangkat sendiri, Vy?

Centang satu. Ivy tidak online saat ini. Last seen Ivy adalah pukul tiga dini hari tadi. Sebenarnya Ivy sudah terbiasa begadang atau bagaimana? Ravin sama sekali tidak mengerti. Maklum saja, Ravin baru pernah berada di tahap pendekatan seperti ini. Berbuat apapun membuat Ravin cengo. Mencari topik membuat Ravin pusing tujuh keliling.

Tak memikirkan banyak hal, Ravin langsung mengambil kunci motornya, ia meraih tas ransel hitam di meja belajar dan langsung pergi ke meja makan untuk sarapan.

***

"Weh, Mas Bro! Kenapa muka lo kusut begini? Ada apa?" Sambutan Aksa memang tidak ada akhlak, bukannya menyapa Ravin atau menawarkan Ravin sarapan yang sedang dirinya makan, malah bertanya keadaan Ravin.

MIPA VS AKUNTANSINơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ