43. Rakaivy

295 29 0
                                    

"Apa ada masalah? Apa kamu udah punya pacar sampai menolak dan bertanya seperti ini sama aku?"

Iya. Ivy ingin sekali berteriak dan mengatakan ia kepada Raka. Dirinya memang ada masalah, dirinya sudah mempunyai satu nama yang terukir indah di hatinya, Ravin.

Namun Ivy harus tetap diam dan bungkam, Ivy teringat ucapan dan janjinya tadi. Tidak membuat masalah, tidak membuat onar, tidak membuat keributan, dan tidak membangkang.

Ivy bukanlah tipe orang yang bisa mengingkari janji dengan mudahnya, ia tidak suka hal itu. Akhirnya yang bisa Ivy lakukan hanyalah diam.

"Gak ada masalah, sih. Gue cuma nanya aja," sahut Ivy sambil mengambil gelasnya dan meminum air putih di gelas itu.

"Emm, sorry. Aku gak bisa bicara pakai lo gue, mungkin agak kurang nyaman di telinga kamu, karena sejak kecil aku emang dilatih untuk berbicara aku kamu, aku lupa kalau kamu berasal dari Jakarta, pasti perlu banyak adaptasi." Raka meminta maaf, ia baru saja menyadari kalau Ivy berasal dari Jakarta, pasti sangat kaku mendengar kata aku-kamu.

Ivy mengangguk. Pasti Raka juga sangat kaku mendengarkan kata lo-gue ciri khas Ivy. "No problem. Lo juga pasti kaku banget dengerin gue bicara kayak gini, sorry, ya. Bukannya songong atau apa, emang udah kebiasaan aja."

***

Ivy masih merebahkan tubuhnya di atas kasur saat ini. Hari ini Ivy belum masuk sekolah, kata orang tuanya tanggung, lebih baik besok saja. Syukurlah, Ivy juga malas dan tidak ada niatan sekolah.

Oleh sebab itu, pagi buta seperti ini Ivy masih tiduran sambil menonton film. Ingin sarapan ke bawah tapi rasanya masih sangat malas bangkit dari tempat tidur. Ingin rebahan terus-menerus saja rasanya.

Ivy membuka ponselnya, ada satu notifikasi yang masuk, notifikasi pertama di ponsel baru, notifikasi dari Raka.

Raka Darendra: Pagi, Vy. Udah bangun? Mau jalan-jalan keliling Kota Semarang gak nih? Aku dibolehin bolos sama ayah sama ibu, asalkan nemenin kamu.

Hm, Raka rupanya mengajak Ivy keliling Kota Semarang. Lumayan juga, setidaknya Ivy bakalan tahu dan mengerti walaupun belum paham-paham dan hapal banget. Ivy akan menerima tawaran tersebut.

Sylvia Ivy: Bolehh, ayo, kapan?

Raka Darendra: Sekarang, udah mandi, kan?

Benar-benar seperti ditampar, mana ada di kota seperti ini rakyat yang jorok, Ivy. Kota ini bukan Jakarta yang malas-malasan masih wajar, ini adalah kota kecil, lebih kecil daripada Jakarta. Anak perempuan yang mandi siang pastinya akan mendapatkan tanda tanya besar.

Sylvia Ivy: Belum, hehe. Baru aja bangun.

Masa bodo mau dikatakan apa, Ivy tetaplah Ivy, dirinya akan berkata jujur tentang semuanya.

Raka Darendra: Perawan itu gak boleh mandi siang, apalagi baru bangun, kata orang tua, rezekinya bisa dipatok ayam. Tapi gapapa, kamu pasti belum terbiasa dengan suasana Semarang, masih membawa kebiasaan dari Jakarta.

Ya seperti itulah, keadaan di Jakarta dan Semarang tentunya akan sangat berbeda. Tidak akan pernah sama.

Sylvia Ivy: Gue mandi dulu, deh. Lo ke sini aja, pas lo nyampe palingan tinggal nunggu beberapa menit aja, hehe.

MIPA VS AKUNTANSIWhere stories live. Discover now