27 - MEL SAKIT (2)

7.5K 559 1K
                                    

Keesokan harinya, Mel terbangun dari tidurnya. Matanya mengerjap dan menjelajahi ruang kamarnya. Ia merasa tubuhnya remuk dan nyeri, kepalanya pun pusing. Mel berbalik kearah samping dan ia mendapati Devan sedang tertidur lelap dengan keadaan terduduk.

Mel mengulas senyumnya, pasti Devan menjaganya semalaman. Ia ingin bangun dari tidurnya, tapi kepalanya semakin sakit saat ia ingin bangun dari tidur, mungkin ini efek dari demamnya.

"Devan," panggil Mel lirih.

Devan sama sekali tak merespon ucapan Mel, ia masih senantiasa bergulat dengan mimpinya. Mel menghela nafas panjang dan lebih memilih menatap langit-langit kamarnya. Melamun? itulah yang Mel lakukan.

Mel beberapa kali menghela nafas panjang, pasti hari ini ia tak di izinkan untuk datang ke sekolah oleh Devan, lagi pun kalau mereka berangkat sekarang yang ada mereka pasti sudah di hukum. Jika ia tak pergi sekolah, maka Devan akan salah paham padanya. Ia tak dapat menjelaskannya, karena hanya Habul lah seorang yang bisa menjelaskannya. Penjelasan Mel pun Devan tak ingin mendengarnya.

Mel lebih memilih memejamkan kembali matanya, mengistirahatkan tubuhnya sebentar. Sebelum semua kejadian yang menimpanya ia lalui.

Setelah beberapa lama tertidur, Devan terbangun. Ia mengucek matanya sebentar dan beralih menatap ke-arah Mel. Devan berjalan mendekat dan mengecek suhu tubuh Mel.

"Masih panas," gumam Devan dan segera mengambil kompresannya dan turun ke bawah, dapur.

Devan melangkah turun melalui anak tangga, saat tiba di dapur ia menyuruh Bi Ika untuk mengambilkan kompresan yang baru, sedangkan ia membuatkan sarapan untuk Mel.

"Den Devan, ini kompresannya," ujar Bi Ika menyerahkan kompresan tersebut.

"Taruh di situ aja Bi, tolong ambil obat penurun panas, ya," balas Devan yang masih sibuk dengan makanan yang akan dibuatnya.

Bi Ika berlalu dan mencari obat yang di maksud oleh Devan. Saat menemukannya, Bi Ika menaruhnya di dekat tempat kompresan tersebut.

Dari arah berlawanan Bi Ida datang dan langsung menghampiri Devan.

"Astaga Den, biar Bibi aja yang masak," ujar Bi Ida yang melihat Devan sedang memasak sarapan.

"Gak usah Bi, ini udah mau matang."

Devan dengan perlahan menuangkan bubur tersebut ke dalam mangkuk. Ia kembali beralih mengambilkan segelas air putih untuk Mel dan menaruhnya di nampan.

"Bi, tolong bawa kompresannya ke kamar Mel," ujar Devan dan langsung berlalu dengan nampan berisi bubur yang sudah ia buat.

Tangannya perlahan membuka gagang pintu kamar Mel, hal pertama yang ia lihat yaitu Mel sedang melamun dengan keadaan tertidur. Devan langsung masuk dan meletakkan buburnya di tepi kasur Mel, ia menarik sebuah kursi untuk bisa duduk di dekat gadis itu.

Bi Ida memberikan kompresan tersebut ke Devan dan diterima olehnya. Bi Ida langsung berlalu keluar, tak ingin mengganggu pasutri muda tersebut.

Tangan Devan kembali mengecek suhu tubuh Mel, saat merasa tubuhnya masih hangat seperti tadi, ia kembali memasangkan kompresan tersebut.

"Mel," panggil Devan.

Mel berbalik kearah Devan dengan wajah pucatnya.

"Bangun. Makan dulu baru minum obat."

Mel menggeleng membalas ucapan Devan. Ia tak ingin bangun dari tidurnya, bisa-bisa kepalanya kembali pusing, Mel sama sekali tak menyukai hal itu.

"Kenapa? Emang lo gak mau sembuh?"

"Mel gak mau bangun, nanti kepala Mel pusing," bantah Mel.

"Sini, gue bantu."

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now