49 - KEBENARAN

8K 541 1.3K
                                    

Sekarang, mereka bertiga sudah berada di ruang tamu. Suasana tampak sangat canggung, tak ada yang ingin membuka suara sama sekali.

Mel? Ia duduk tepat di sebelah Rey dan memeluk lengannya erat. Seperti yang ia katakan sebelumnya, ia akan kembali marah pada Devan setelah ia mengobati lukanya. Dan yah, Mel melakukan hal tersebut.

Mel sudah selesai mengobati luka lebam Devan, dan ia kembali menjaga jarak dengannya. Ia lebih memilih bersama Kakaknya di banding Devan.

"Kak ... Mel mau pulang," cicit Mel di pelukan Rey.

"Tunggu bentar lagi, ya?"

Mel hanya mengangguk menanggapi, ia menyembunyikan wajahnya kembali di balik lengan besar Rey. Tak ingin sampai melihat Devan.

Devan sendiri, ia terus saja menatap Mel. Tak mengalihkan pandangannya sama sekali darinya. Entah mengapa, ia sangat betah menatap gadisnya.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Tapi cowok tersebut belum datang juga, dan itu membuat Devan geram sendiri.

Devan kali ini berhenti untuk menatap Mel dan beralih menatap Rey. Devan beralih menatap ponsel lamanya itu, tak ada pesan ataupun panggilan dari cowok tersebut. Rey menatap Devan seolah sedang bertanya bagaimana sekarang?.

Devan hanya mengangkat bahunya tak tahu dan itu berhasil membuat Rey sedikit berdecak.

Tiin!

Suara kalkson mobil dari arah luar rumah mengalihkan pandangan mereka bertiga. Tapi lain halnya dengan Mel, ia kembali menunduk dan menyembunyikan wajahnya.

Terdengar suara langkah yang tergesa-gesa dari arah luar rumahnya. Setelah itu, terdengar suara pintu yang dibuka secara kasar. Tampak sangat ricuh. Ada apa di luar?

Saat itu juga, tampak lima orang cowok berpostur tubuh tegap sedang berdiri tepat di depan pintu rumah Devan. Mereka langsung masuk begitu saja dan menuju ruang tamu.

Mereka berlima langsung berdiri tepat di hadapan Devan dan juga Rey. Devan menatap mereka semua tersenyum sinis. Ternyata cowok tersebut membawa beberapa temannya, cih!

Mel yang mendengar suara kegaduhan itu lantas mendongakkan kepalanya, Mel langsung membulatkan matanya saat melihat lima cowok sangat menyeramkan sedang berdiri tepat di depannya. Ia langsung menutup matanya dan menyembunyikan kepalanya kembali.

"Kak Rey, mereka siapa? Mel takut," cicit Mel.

Devan yang melihat Mel ketakutan dan memeluk lengan Rey sangat erat merasa ingin menukar posisinya dengan Rey saat ini juga, agar ia bisa menenangkan Mel. Tapi itu hanya hayalannya saja.

"Gak usah takut," ucap Rey menenangkan.

"Teman lo mana?" tanya Devan langsung. Rey hanya menatap apa yang akan di lakukan oleh Devan.

Dari arah belakang, tampak seorang cowok berjalan santai dengan pakaian biru navy dan jaket hitam. "Lo cari'in gue?"

Devan berdecak sebal, ia menatap cowok tersebut dan beralih menatap beberapa teman yang ia bawa. "Ngapain lo bawa mereka? Takut?"

"Ck! Ngapain gue takut? Gue gak lakuin apa-apa. Mereka cuman mau numpang makan doang, lo tenang aja," jelas cowok tersebut.

"Gue serius!"

Cowok tersebut memutar bola matanya malas, ia beralih menatap ke arah Mel tersenyum miring. "Noh, seriusin istri lo! Kalau lo gak mau, biar gue."

"Jangan pancing emosi gue!" tegas Devan.

"Yaudah, yaudah. Lo semua keluar aja, aksi berantemnya gak jadi!" tegas cowok tersebut pada teman-temannya.

Mereka hanya menurut dan segera berlalu keluar. Tinggallah mereka berempat dalam ruangan tersebut. Cowok tersebut mengambil duduk tepat di samping Mel. Devan yang melihat itu mengeram kesal.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant