39 - KUNJUNGAN BUNDA & MAMA

3.4K 417 1K
                                    

Mel dengan perlahan ingin membuka kertas tersebut. Ia dapat dengan jelas melihat sebuah tulisan di dalam kertas itu.

Tok tok tok!

Pandangan Mel teralihkan pada pintu kamar miliknya, ia dengan perlahan kembali menutup kertas tersebut dan meletakkannya di dalam laci meja belajarnya bersama dengan surat yang pernah ia temukan di pohon.

Mel bangkit dari duduknya dan menghampiri asal suara itu. Dengan perlahan Mel membuka pintu kamarnya dan tampaklah Bi Ika dengan pakaian memasaknya.

"Kenapa, Bi?" tanya Mel.

"Itu non, ada yang nyariin non Mel." jawab Bi Ika.

"Siapa?"

"Katanya Mama sama Bunda non Mel," jawab Bi Ika. Mel langsung tersenyum senang mendengar jawaban dari BI Ika.

"Beneran, Bi?" tanya Mel ulang. Bi Ika mengangguk mantab menjawabnya.

"Yaudah, Mel kebawah dulu ya, Bi."

Mel langsung berlari turun ke lantai bawah untuk menemui orang tuanya. Senyum di wajahnya terus mengembang. Saat tiba di lantai bawah, ia dapat dengan jelas melihat dua wanita sedang membelakanginya. Mel sangat yakin bahwa itu adalah Mama dan juga Bundanya.

Mel langsung berlalu dan memeluk Hera Mamanya dari belakang dengan erat. Ia sungguh sangat merindukan kehadiran Mamanya ini.

"Mama, Mel kangeeeen," rengek Mel.

Hera yang mendapat pelukan secara tiba-tiba tentu saja terkejut, tapi dengan segera raut wajahnya kembali menjadi normal saat mendengar rengekan manja milik Mel.

Hera dengan perlahan menarik tangan Mel dan membawanya duduk tepat di tengah-tengah mereka. Tepat di samping Mel juga ada Bundanya, Bunda Devan-Sinta.

Mel langsung berbalik arah, ia menatap Sinta tersenyum dan langsung memeluknya erat juga, sama seperti ia memeluk Mamanya.

"Mel kangen Bunda juga."

Baik Sinta maupun Hera hanya terkekeh melihat tingkah Mel. Mel beralih melepaskan pelukannya dan kembali menatap mereka.

"Mama kok datangnya baru sekarang? Papa mana? Katanya mau jengukin Mel sama Devan secepatnya, tapi kok ini lama banget, Mel tunggunya kayak udah hampir satu tahun tau," cemberut Mel.

"Satu tahun gimana? Baru juga beberapa Minggu. Papa lagi masih di kantor bareng Ayah kamu," jelas Hera.

"Kantor mulu yang diperhatiin, Mama gak pernah di perhatiin."

"Mana ada? Papa nggak gitu, ya," tegur Hera bercanda.

"Canda kok, Ma," cengir Mel, ia beralih memeluk lengan Hera dan menyandarkan kepalanya di pundak Mamanya itu, ini sudah menjadi kebiasaan untuk Mel.

Mel beralih menatap Sinta sembari tersenyum. Ia punya ide sedikit untuk menjahili Devan.

"Bundaaa," rengek Mel.

"Kenapa heh?" tanya Sinta heran mendengar rengekan Mel. Sementara Hera yang sudah terbiasa pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Bunda tau gak? Devan nya nakal loh, masa Devan bikin Mel marah terus, kalau udah baikan, Devan lagi-lagi pasti bikin Mel marah. Devannya ngeselin Bunda," adu Mel.

"Emang ya, anak Bunda itu suka bikin orang marah. Bunda aja nih ya Mel, kalau tinggal sama Devan bawaannya marah mulu, harus sabar." jelas Sinta.

"Ihh, jawaban Bunda mah gak sesuai pikiran Mel." cemberut Mel. Sinta mengernyit heran, Ia beralih menatap Hera yang masih mengusap lembut rambut Mel.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now