12 - NOMOR TELFON

4.8K 651 204
                                    

Mel segera mensejajarkan langkah kakinya dengan Devan. Ia terus memperhatikan wajah lelaki itu dari samping. Ia sama sekali tak pernah merasa bosan untuk melihat wajah tampan milik Devan.

Sekarang, Devan sudah mulai merasa terusik oleh tatapan yang di berikan oleh Mel. Ia dengan sontak menghentikan langkahnya dan itu berhasil membuat Mel ikut untuk menghentikan langkah kakinya.

"Kenapa Devan berhenti?" tanya Mel.

"Jangan ikutin gue!" tegas Devan dengan tatapan dinginnya dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Mel sama sekali tak menghiraukan perkataan Devan, ia terus membuntuti Devan dari belakang. Mel berlari kecil untuk dapat mensejajarkan kembali langkah kakinya. Setelah merasa langkah kakinya sudah bersamaan dengan Devan, ia kembali menatap wajah Devan dari samping.

"Devan kok dingin, ya?" tanya Mel langsung, tapi sama sekali tak di gubris oleh Devan.

"Devan pelan-pelan ya jalannya, Mel capek." Mel dengan perlahan berusaha kembali mensejajarkan langkah kakinya yang sempat berada di belakang.

"Devan ... Mel suka loh sama Devan," ucap Mel berani dan itu berhasil membuat Devan menghentikan langkahnya kembali.

Cowok itu mengangkat satu alisnya, menatap Mel dengan tatapan tak sukanya.

"Devan, suka juga gak sama Mel?"

Entah keberanian dari mana Mel bisa berkata seperti itu. Yang terpenting, ia sudah menyatakan perasaannya. Sedangkan Devan, ia hanya diam dan tak membalas perkataan Mel.

"Devan, minta nomor hp-nya boleh?" pinta Mel.

Devan lagi-lagi hanya diam tak menggubris ucapan Mel sama sekali dan itu berhasil membuat keberanian Mel seketika menciut.

Devan kembali berjalan di koridor yang tampak sedikit sepi saat ini, karena semua murid sedang berada di kantin untuk makan.

'Mel gak usah sedih, Mel harus bisa dapatin hatinya Devan.' batin Mel menyemangati dirinya sendiri. Gadis itu kembali mengikuti Devan dan berusaha berjalan di sampingnya.

"Devan suka gak sama Mel?" tanya Mel yang masih setia memperhatikan wajah Devan dari samping.

"Gak," jawabnya singkat.

Mel langsung cemberut mendengar pernyataan Devan. "Tapi, kenapa Devan gak suka sama Mel?" tanya Mel lagi dan itu sama sekali tak di jawab oleh Devan.

"Devan, boleh gak, Mel suka sama Devan?" tanya Mel di sela-sela perjalanan mereka yang sudah hampir tiba di kelas Devan.

"Serah," jawabnya singkat.

"Ish, jawabnya kok singkat banget!" gumam Mel yang masih dapat di dengar oleh Devan.

Setelah sampai di depan kelas, Devan segera masuk ke dalam kelasnya. Mel? Ia hanya mengikuti Devan dari belakang untuk masuk ke dalam kelas Devan juga. Setelah Devan duduk, Mel pun ikut duduk tepat di depan meja Devan.

"Ngapain?" tanya Devan.

Mel memiringkan sedikit kepalanya. "Mel lagi duduk," balas Mel apa adanya.

"Bukan kelas lo," ucap Devan lagi dan mulai mengambil bukunya dari dalam tas.

Mel manautkan alisnya bingung. "Ish, kalau Devan ngomong tuh jangan separuh-paruh, kasih lengkap aja!"

"Hm," dehem Devan dan mulai membaca bukunya kembali.

Mel menelungkupkan kepalanya di atas kedua lipatan tangannya, lalu kepalanya menghadap ke atas untuk memperhatikan wajah Devan.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now