45 - MASALAH KEPERCAYAAN

4.9K 413 1.3K
                                    

Apakah takdir memang seperti ini? Selalu mempermainkan perasa'an seseorang?
-Mel-

*****

Devan yang sedang sibuk dengan game di ponselnya langsung berhenti sejenak saat mendapat sebuah panggilan. Cowok itu mengulas senyumnya saat mengetahui siapa yang menelfonnya. Mel.

Devan tanpa buang waktu langsung mengangkat panggilan tersebut. Saat mengangkatnya, ia menautkan alisnya bingung, di seberang sana hanya hening, tak ada suara sama sekali.

"Halo, Mel?"

Devan dibuat bingung dengan Mel, ia sama sekali tak membalas ucapannya barusan. Hanya suara bising dan juga isakan. Devan dibuat tertegun saat mendengar suara isakan dan ia yakin, bahwa suara isakan itu adalah milik Mel.

"Lo kenapa?" tanya Devan khawatir.

"Mel, hei, lo kenapa?" tanya Devan ulang.

"Me... Mel mau pulang hiks."

"Hei, lo kenapa nangis? Ada yang gangguin lo? Lo sekarang dimana?"

Terjadi keheningan beberapa saat, Devan menunggu Mel membalas ucapannya dengan hati yang tak tenang.

"Mel mau pulang hiks," lirih Mel di seberang sana.

Setelah mendengar itu, sambungan langsung di putus sepihak oleh Mel. Devan menatap ponselnya, rasa khawatirnya sangat menjadi saat ini. Ia dengan langsung melacak keberadaan Mel melalui ponselnya.

Saat sudah mengetahui keberadaan Mel di mana, Devan langsung menyambar kunci mobil dan juga jaketnya. Ia berjalan tergesa-gesa menuju garasi rumahnya.

"PAK, BUKAIN GERBANGNYA!" teriak Devan pada Pak Jojo.

"Baik, Den."

Devan langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya keluar dari pekarangan rumahnya menuju tempat Mel saat ini. Ia melajukan mobilnya di atas kecepatan rata-rata.

****

Mel langsung keluar dari rumah sakit saat mendengar kabar bahwa Ava telah sadar. Ia berjalan menuju tempat parkir rumah sakit. Entah sejak kapan hujan turun, mungkin sudah sedari tadi.

Sekarang sudah hampir menjelang malam. Ia memberhentikan langkahnya, kakinya sangat sulit lagi untuk melangkah. Ia langsung berjongkok di tengah derasnya hujan.

Gadis itu memeluk erat lututnya, menyalurkan rasa sesak yang muncul di dadanya. Ia kembali terisak di tengah-tengah hujan. Banyak orang yang menatap ke arahnya heran sekaligus kasihan.

'Gue hamil ... Gue hamil anaknya Devan.'

Kalimat itu terus terngiang di kepala Mel. Ia dengan segera memukul kepalanya agar kalimat tersebut hilang dari pikirannya. Jangan tanyakan bagaimana keadaan Mel saat ini, sudah terlihat sangat kacau.

Tubuhnya semakin gemetar, dinginnya hujan yang menerpa kulitnya dan juga hembusan angin membuatnya tak berniat sama sekali pindah dari tempatnya saat ini.

Ia terus menundukkan kepalanya di atas kedua lekukan lututnya, terus menangis sejadi-jadinya. Apakah hubungannya dengan Devan hanya sampai di sini? Tapi ia sendiri sangat sulit untuk melepaskan Devan.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now