29 - BAIKAN DAN SEBUAH JANJI

5.3K 514 979
                                    

Jangan lupa vote ya.

****

Setelah menjelaskan itu, Habul menatap Mel maupun Devan yang hanya diam. Mel beralih menatap ke arah Devan yang hanya diam tak bergeming sama sekali.

"Devan sekarang percaya Mel kan?" tanya Mel.

Devan kini beralih menatap ke arah Mel. Dari penjelasan yang Habul berikan memang Mel tak melakukan hal itu, tapi tetap saja Habul mencari kesempatan dalam kesempitan.

Devan mengangguk ragu membalasnya, ia beralih mengambil tangan Mel dan menggenggamnya erat, membawanya pergi dari taman.

Sedangkan Habul, ia menatap kepergian Mel dan Devan. Tak berterima kasih sama sekali, Habul secara perlahan mengusap dadanya sendiri.

"Sabar, gue harus sabar," ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

"Makasih Habul atas penjelasannya. Itu sangat membantu, lain kali gue bakal izinin Mel buat dekat dengan lo sebagai imbalannya." ucap Habul sendiri.

****

Devan masih menggenggam tangan Mel dan membawanya ke arah tempat parkiran. Ia dengan perlahan melepaskan tautan tangannya dari Mel.

"Devan udah percaya, kan?" tanya Mel lagi.

"Diam dulu bisa?" tanya balik Devan.

Mel mengangguk membalasnya, tak tahu apa yang akan Devan lakukan lagi. Semoga saja ia tak kena marah lagi, entah apa penyebabnya.

"Lo tunggu sini, gue mau ambil mobil." peringat Devan dan langsung berlalu tanpa menunggu balasan yang akan Mel berikan.

Mel yang melihat Devan sudah pergi menjauh untuk mengambil mobil lebih memilih untuk mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang yang tak jauh darinya. Tak sengaja manik matanya melihat Rey dan juga Nindi. Tapi kenapa Rey bersama Nindi, Mel yang tak mau ambil pusing pun langsung mendekat ke arah mereka.

Ia langsung menarik tangan Rey. Dengan sontak cowok itu berbalik ke arah orang yang dengan lancang memegang tangannya.

"Eh, Mel," kaget Rey yang tak jadi marah.

"Hai, Kak Rey," sapa Mel.

Rey mengernyitkan dahinya bingung melihat Mel hanya sendiri.

"Devan mana?" tanya Rey.

"Devan ada kok, lagi ngambil mobil."

"Owh, bilang sama gua kalau dia ninggalin lo. Biar gue yang hajar," ucap Rey.

"Ihh, Kak Rey jangan gitu. Kasian Devan."

"Hmm."

Mel mengintip sedikit ke samping Rey dan mendapati Nindi sedang menatapnya dengan tersenyum canggung.

"Kak Rey pulang bareng kak Nindi?" tanya Mel yang di beri anggukan olehnya.

Mel langsung tersenyum-senyum tak jelas. "Kak Rey udah pacaran sama Kak Nindi?"

"Gak."

"Beneran? Kak Nindi kayaknya suka kok sama Kak Rey."

Perkataan Mel membuat Nindi seketika menegang. Memang benar, Nindi menyimpan sedikit perasaan terhadap Rey, tapi hanya sedikit. Rey beralih berbalik ke arah Nindi dan menatapnya datar.

"Mana ada?"

"Ihh, kak Rey mah gak peka. Sama kayak Devan." ujar Mel dan sedikit memelankan suaranya di akhir katanya.

"Yaudah, Mel kesana dulu. Nanti di cariin Devan, dah kak Nin," ujar Mel yang diberi anggukan oleh Nindi.

"Eh satu lagi, kak Rey jangan anggurin Kak Nindi, entar di rebut loh."

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now