25 - EMOSI DEVAN

8.1K 666 923
                                    

Devan mengepalkan tangannya kuat, rahangnya mulai mengeras. Ia tak percaya Mel akan melakukan hal seperti ini di belakangnya. Devan berjalan menghampiri tempat Mel dengan tatapan yang tak pernah lepas dari kedua orang tersebut.

Saat tiba tepat di belakang Mel, Devan langsung menarik bahu Mel dan membuatnya terhuyung ke belakang. Habul yang melihat kedatangan Devan tiba-tiba langsung berdiri di tempatnya. Devan langsung maju beberapa langkah mendekati Habul. Dan...

Bugh!

"DEVAN!" teriak Mel terkejut.

Satu bogem mentah berhasil mendarat tepat di wajah Habul. Semua orang yang berada di cafe tersebut mengarah ke sumber suara. Devan langsung menarik kerah baju yang di gunakan oleh Habul

"Ngapain lo sentuh Mel?!" desis Devan menatap tajam ke arah Habul.

"Santai bro," Habul mengusap sudut bibirnya yang terdapat lebam. "Gue gak ngerti maksud lo apa?"

Devan langsung mendorong tubuh Habul. Habul yang belum siap apa pun langsung terjatuh ke lantai. "Berdiri lo!" sarkas Devan.

Habul langsung berdiri dan menatap Devan tak kalah sengitnya. Mel yang melihat adegan di depannya, bingung. Ia terkejut dengan kedatangan Devan yang tiba-tiba dan langsung menghajar Habul.

"Mau lo apa hah?!" tanya Habul langsung, ia sendiri tak tahu apa maksud Devan datang dan tiba-tiba menghajarnya.

"Ck, pake nanya lagi," kesal Devan.

Habul menautkan alisnya bingung. "Maksud lo?"

"Lo ngapain tadi sama Mel?" tanya Devan, padahal ia melihatnya sendiri.

"Gue sama Mel tadi habis kerja kelompok," balas Habul apa adanya.

Devan kembali menarik kerah baju yang di gunakan oleh Habul. "Jangan pernah lo sentuh Mel!!" ucapnya penuh penekanan.

Habul tersenyum menyeringai mendengar perkataan Devan. "Kalau gue sentuh, masalah buat lo?"

"Bangsat lo."

Bugh!

Devan kembali melayangkan bogem mentah tepat mengenai wajah Habul. Cairan merah kental mulai keluar dari sudut bibir cowok itu. Baru dua kali Devan menghajar Habul, tapi sudah mengeluarkan darah.

Para pekerja di cafe tersebut keluar dan melihat apa yang sedang terjadi, tak ada di antara mereka yang ingin memisahkan perkelahian tersebut. Takut? tentu saja, karena hampir semua pekerjanya seorang perempuan.

"BERHENTI!!" teriak Mel yang melihat Devan kembali memukul Habul.

"Devan kenapa? Kenapa main mukul Habul?" tanya Mel, ia mulai mendekat ke arah Habul, tapi tangannya di tarik kasar oleh Devan.

"Devan, sakit," rintih Mel saat tangannya di pegang kuat oleh Devan.

Devan tak menghiraukan perkataan Mel. Ia menatap Habul tajam. "Jangan main-main sama gue!" peringat Devan dan langsung menarik tangan Mel menuju mobil.

"JANGAN KASAR LO SAMA CEWEK!" teriak Habul dan segera mengejar Devan maupun Mel.

Devan terus menarik tangan Mel dengan kasar menuju mobilnya, ia sama sekali tak memperdulikan Mel yang memohon agar ia melepaskan cekalan tangannya.

"Devan, lepasin. Sakiit," ucap Mel terus menerus, tapi sama sekali tak di gubris oleh Devan.

Saat tiba di depan mobilnya, Devan membukakan pintu mobil untuk Mel dan langsung mendorongnya masuk ke dalam tanpa adanya rasa kasihan sama sekali.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now