19 - WEDDING DAY

7.3K 680 384
                                    

Setelah sampai di depan gerbang rumah Mel. Devan langsung menggendong Mel turun dari motornya dengan ala bridal style. Devan memencet bel rumah beberapa kali agar ada yang membukanya. Tak mungkin kan Devan langsung main nyosor masuk. Lagi pun, pintu tertutup rapat.

"Sebentar!" teriak seseorang dari dalam rumah.

Perlahan pintu terbuka dan tampaklah Hera dengan pakaian rumahnya. Hera tampak terkejut ketika melihat Devan yang sedang menggendong Mel.

"Mel kenapa Devan? Mel, bangun nak," ujar Hera panik dan ia beralih menepuk-nepuk pipi Mel agar terbangun.

Hera mempersilahkan Devan masuk dan langsung membawa Mel menuju kamarnya. Setelah membaringkan tubuh Mel di atas ranjang, Devan mundur beberapa langkah. Hera dengan segera memberikan minyak kayu putih pada tangan dan juga di bagian hidung Mel.

"Mel ... bangun nak," ucap Hera semakin khawatir melihat kondisi Mel yang begitu pucat.

Rey yang merasa terganggu pun keluar dari dalam kamarnya dan menuju ke arah kamar Mel. Saat melihat pintu kamar Adiknya yang terbuka lebar, Rey langsung masuk begitu saja.

"Kenapa, Ma? Ribut banget," tanya Rey dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"Rey ... Mel pingsan," jawab Hera mulai merasa ketakutan melihat tak ada reaksi sama sekali dari Mel. Padahalkan cuman pingsan.

Rey melototkan matanya lebar, rasa kantuknya tiba-tiba hilang. Dengan tergesa-gesa ia menghampiri Mel yang sedang terbaring di kasur miliknya dengan nyaman.

"Mel, bangun ... lo kenapa?" Rey tak kalah khawatirnya saat melihat kondisi Mel yang tampak sangat pucat saat ini.

"Tan, maaf. Tadi Dev--" ucapan Devan terhenti saat Rey menghampirinya dan langsung menarik kerah bajunya.

"Lo apain Adek gue hah?!" tanya Rey kesal.

"Gue gak ngapa-ngapain dia, cuman ...." Devan tak melanjutkan perkataannya. Ia tak tahu harus menjawab apa, ia mengaku salah telah meninggalkan Mel dan lebih memilih Ava untuk terlebih dahulu mengantarkan-nya pulang, tapi itu ada alasannya.

"Cuman apa?! Belum juga lo nikah sama Adek gue, tapi lo udah bikin dia kayak gini!" tegur Rey yang terbawa emosi.

"Maaf." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Devan.

"Maaf, cih! Lo udah bikin Mel sakit hati karena lo lebih milih teman perempuan lo itu dan sekarang apa lagi, hah?!"

"Mending lo batalin nikahannya besok dan lo ... Nikah aja sama perempuan yang lo deketin saat ini!"

Devan melototkan matanya, ia tak setuju dengan usulan Rey. Dari mana Rey tau Devan dekat dengan Ava? Apa Mel yang memberi tahunya?

"Gue gak bakal batalin pernikahannya besok!" tolak Devan. Perlahan Rey melepaskan cengkramannya dari kerah baju Devan.

"Gak mau lo batalin?" tanya Rey yang dibalas anggukan oleh Devan.

"Kalau gitu, biar gue yang batalin," ujar Rey dengan seringainya.

Devan menggeleng cepat. "Jangan lo batalin!"

"Buat apa? Lo nikahin Mel tapi lo siksa dia?!" bentak Rey.

"Gue gak siksa Mel!" balas Devan tak terima.

"Lo gak siksa Mel? Mikir lo, dengan lo dekat terus sama perempuan lain itu sama aja lo siksa Adek gue!" jelas Rey.

"Udah Rey," lerai Hera. "Tolong ambil air minum dulu di meja," ucap Hera lirih, ia tak mau anaknya bertengkar dengan Devan. Rey beralih mengambil air minum di meja dan meletakkannya di samping tempat tidur Mel.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now