05 - MENUNGGU

6.5K 781 261
                                    

“Kutulikan telinga, dan menganggap semua tolakan mu itu tak pernah ada. Namun ternyata sangat sulit.”

🍁🍁🍁

Saat bel berbunyi, Mel segera membereskan barang-barang miliknya.

Zara sudah pulang sedari tadi, katanya ada urusan keluarga, jadi sekarang tinggallah Mel sendiri. Ia berjalan di koridor menuju kelas Devan, saat di perjalanan, Mel merasa ada yang memegang bahunya. Ia sontak saja berbalik dan menemukan Rasyad dan juga Jero.

"Rasyad, astaga Mel kira siapa," kaget Mel.

"Lo mau ke mana?" tanya Rasyad sembari menaik turunkan alisnya.

"Mel mau ke kelas Devan," jawab Mel jujur.

Jero yang mendengar itu langsung maju beberapa langkah, wajahnya sedikit ia majukan untuk menatap Mel. "Mau ngapain lo ke sana?"

"Mel mau nungguin Devan dong."

"Gak usah. Jatuhnya juga lo akan di cuekin sama Devan. Tadi di kantin aja kita di cuekin," sahut Rasyad, ia beralih meraih tangan Mel, berniat menariknya pulang.

"Gak mau! Pokoknya Mel mau nungguin Devan," bantah Mel, ia langsung menghempaskan tangan Rasyad dengan perlahan.

Mel langsung berjalan meninggalkan Rasyad dan juga Jero. Ia menuju ke arah kelas Devan yang tampak masih mengikuti mata pelajaran. Setelah sampai, ia sedikit mengintip di jendela dan memperhatikan Devan. Pandangannya terkunci pada satu titik, matanya sedikit ia picingkan.

"Itu perempuan yang kemarin di toko buku bareng Devan, kan?" gumam Mel.

"Iya, itu orangnya! Ngapain dia liatin Devan sampai segitunya? Ihh, Mel gak suka!" kesal Mel dan menghentakkan kakinya beberapa kali.

"WOY, MEL!" teriak Rasyad yang berjalan menuju ke arah Mel.

"Sttt, jangan berisik, di dalam Devan masih belajar," sahut Mel dan Rasyad hanya mengangguk mengiyakan.

"Yaudah, ayo pulang, udah jam berapa ini?"

"Ayo Mel, gak usah nungguin tuh anak, bentar lo juga di tinggal pasti," sahut Jero yakin seratus persen.

"Gak mau! Mel pokoknya mau nungguin Devan dulu. Kalau Rasyad sama Jero mau pulang, pulang aja. Nanti Mel nyusul," ucap Mel yakin.

Rasyad yang mendengar itu tak terima. "Gak mau lah, sebentar lo pulangnya bareng siapa? Yang ada gue lagi yang di marahin sama bokap lo."

"Yaudah, kalau gitu temenin Mel tungguin Devan disini!"

Rasyad dan Jero akhirnya hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Mel.

Sudah hampir sepuluh menit mereka menunggu, tapi di dalam kelas tersebut belum ada tanda-tanda bahwa gurunya akan keluar.

"Mel udah, ya? Kita pulang aja," bujuk Rasyad.

"Iya, udah tiga puluh menit kita nunggu tapi belum keluar juga tuh anak. Betah banget tuh guru di dalam," tambah Jero.

"Gak mau, Mel masih mau nungguin Devan. Kalau kalian mau pulang, pulang aja, Mel gak apa-apa kok."

Rasyad dan Jero hanya menghela nafas panjang. "Yaudah kalau itu mau lo, kita tinggal nih."

Mel hanya mengangguk membalasnya.

"Yakin nih kita tinggal?" tanya Jero. Mel kali ini juga hanya mengangguk mengiyakan.

Rasyad dan Jero menghela nafasnya, sekali kepala batu tetap kepala batu, susah di bujuknya. Mereka berdua kembali ke samping Mel, yakali masa nih anak mau di tinggal sendiri.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now