51 - KABAR BURUK

7.3K 437 1.3K
                                    

Devan menatap wajah gadis di hadapannya saat ini. Senyumnya semakin mengambang saat melihat gadis itu masih tertidur lelap. Tangannya beralih menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik milik istrinya. Yah, gadis itu adalah Mel.

Setelah Devan melayangkan pertanyaan tentang tidur bareng, Mel sama sekali tak membalas pertanyaannya, melainkan dia sudah tertidur lebih dulu. Jadi alhasil begini lah, Devan dan Mel tidur barsama.

Devan mengusap kepala Mel secara lembut, masih betah menatap wajahnya. Terlihat menenangkan. Ia sedikit mengangkat kepalanya dan mengecup singkat kening Mel. Entah apa yang merasuki Devan saat ini.

"Mel," panggil Devan berusaha membangunkan Mel.

"Mel, udah mau telat. Bangun."

Masih tak ada respon, Devan menghela nafasnya sejenak. Ia dengan perlahan bangkit dari tidurnya dan lebih memilih terlebih dahulu untuk mandi.

Beberapa menit berlalu, Devan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia segera keluar dari dalam toilet dan mendapati Mel yang baru bangun dari tidurnya. Bahkan gadis itu masih tampak mengucek matanya.

"Devan? Ngapain di kamar Mel?" tanya Mel dengan suara serak bangun tidurnya.

Devan berjalan mendekat ke arah Mel dan duduk tepat di sebelahnya. Menatap wajah kantuk gadis itu.

"Ini kamar gue."

"Owh, kamar Devan," Mel menganngguk-anggukan kepalanya beberapa kali.

"HAH? KAMAR DEVAN?!" pekik Mel tiba-tiba. Ia beralih menatap sekeliling, dan benar saja. Kamar ini adalah kamar Devan. Bukan kamarnya.

"Hmm."

Mel terdiam beberapa saat, ia merasa baju yang ia kenakan terasa sangat longgar, tapi sangat nyaman juga. Ia lantas beralih menunduk untuk menatap pakaian yang ia gunakan, seketika matanya membulat saat melihat pakaian yang ia gunakan adalah milik Devan

Mel perlahan mengangkat wajahnya kembali dan menatap Devan takut-takut.

"De... Devan apain Mel?" tanya Mel gugup. Ia beralih mundur sedikit.

Devan tentu saja menautkan alisnya bingung. Setelah mengerti, ia langsung menjitak kepala istrinya itu.

"Devan mau bunuh Mel, ya? Hiks ... Devan jahat!"

Devan dibuat tertegun dengan maksud pembicaraan Mel. Cowok itu menatap Mel dengan tatapan herannya. Ternyata yang ia pikirkan tadi salah.

"Nggak, Mel."

"Bohong! Devan mau bunuh Mel, kan? Terus kenapa Mel ada di kamar Devan? Mel masih mau hidup, jangan bunuh Mel, hiks," lirih Mel.

Sumpah demi apapun, Devan sama sekali tak mengerti apa yang sedang Mel bicarakan. Mana mungkin juga ia membunuh gadis di hadapannya saat ini.

"Mel, gak mungkin gue bunuh lo," ucap Devan berusaha lembut.

"Ta... Tapi, kenapa Mel pakai baju Devan? Kenapa Mel ada di kamar Devan? Devan pasti mau kunciin Mel disini terus tinggalin Mel, Devan mau ambil pisau terus ambil daging Mel, kan? Devan jahat hiks," lirih Mel.

"Hah?" beo Devan.

Devan tercengo di tempatnya saat mendengar perkataan Mel tadi. Kenapa pikirannya bisa sampai sejauh itu. Tangannya beralih mengusap lembut bercak air mata gadis itu.

"Hiks,"

"Astaga, gue gak mungkin lakuin itu Mel. Gue bukan psikopat." tekan Devan pada kata psikopat.

"Pikiran lo kejauhan Mel, gue sampai gak kebayang." lanjut Devan.

"Devan jangan bunuh Mel, ya," pinta Mel. Isakannya sudah berhenti sejenak.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now