06 - MISI DARI SEGALA MISI

5.6K 749 251
                                    

Jangan lupa Vote!

****

Malam menjelang pagi, sudah tiga hari lebih Devan bersekolah di sekolah barunya, dan selama itu pula ia terus di usik oleh Mel. Saat ini lelaki itu sedang berkemas untuk berangkat ke sekolah, sekarang sudah menunjukan pukul 06:45 tinggal beberapa menit lagi pukul 07:30.

"Bun, Devan berangkat." Salim Devan ke orang tuanya.

"Gak sarapan dulu?" tanya Sinta, Bunda Devan.

"Gak, Bun."

"Yasudah, hati-hati."

"Iya," balas Devan. Ia segera keluar dan menuju ke garasi rumahnya, mengeluarkan motor miliknya. Devan lebih memilih berangkat naik motor dibanding mobil. Menurutnya lebih simpel.

****

"Ma, Mel berangkat dulu."

"Gak nungguin Rasyad?" tanya Hera.

"Mel pergi sendiri aja, gak apa-apa kok," ujarnya sembari menampilkan senyumnya. Tangannya beralih meraih ransel dan menggunakannya.

"Kenapa gak bareng Rasyad saja?" tanya Deri yang baru turun dari lantai atas.

"Ya, gak—"

Tiin!

Suara klakson mobil tiba-tiba terdengar dari arah luar. Hal itu mengundang perhatian mereka bertiga, baik Mel dan juga kedua orang tuanya langsung berbalik ke arah sumber suara.

"Itu Rasyad, berangkat bareng aja," usul Hera, karena iya yakin seratus persen bahwa itu pasti Rasyad.

Mel diam beberapa saat, berusaha beradu dengan argumen yang ia buat sendiri, setelah itu ia lebih memilkh keluar untuk memastikannya. Setelah melihatnya, benar saja, itu mobil Rasyad sepupunya. Deri dan Hera yang melihat itu segera menyuruh Mel untuk masuk kedalam mobil Rasyad.

"Masuk sana."

"Gak mau, Mel maunya berangkat sendiri!" bantah Mel.

"Emangnya kamu mau telat ke sekolah, hah?" tanya Deri. Mel sontak menggeleng membalasnya. Rasyad yang berada di dalam mobil segera keluar menyusul Mel.

"Kenapa gak masuk?" tanya Rasyad.

Mel tak menjawab, ia lebih memilih bungkam. Deri dan Hera yang melihat itu bingung sendiri.

"Om, Tante, Rasyad berangkat dulu. Udah mau telat," pamit Rasyad yang di beri anggukan.

Rasyad segera menarik tangan Mel untuk masuk ke dalam mobilnya. Setelah Mel masuk, Rasyad menyalakan mobil dan melajukannya menuju sekolah.

"Kenapa Rasyad jemput Mel?" tanya Mel bingung.

"Emang kenapa?" tanya balik Rasyad, ia sekilas berbalik ke arah Mel.

"Seharusnya Rasyad gak usah jemput Mel ... Mel bisa berangkat sendiri kok." Cemberut Mel sembari menunduk.

Rasyad menghela nafasnya sejenak, sepupunya ini sungguh memasukan hati semua perkataannya kemarin. "Gak mungkin lah gue biarin lo berangkat sendiri, nanti lo diculik Om-om gimana? gue gak punya sepupu perempuan lagi dong," gurau Rasyad.

"Ya, tapi kan—" Ucapan Mel terpotong saat Rasyad menyahutinya cepat.

"Yang kemarin gak usah lo pikirin, gue cuma kebawa emosi sama Devan. Sorry, ya."

"Mmm, jadi Rasyad gak repot kan sama Mel?" ucap Mel penuh harap.

"Ya nggak dong, masa gue bisa repot sama lo. Yang ada gue malah suka kalau lo ada, serasa punya adek sendiri," jelas Rasyad.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now