13 - MASALAH KOTAK BEKAL

4.5K 626 217
                                    

Budayakan Vote sebelum Baca :)
Happy reading ;

****

Mobil Nindi berhenti tepat di halaman pekarangan rumah Mel. Nindi perlahan berbalik ke arah Mel yang juga sedang menatapnya tersenyum manis.

"Kak Nindi gak mau mampir dulu?" tawar Mel.

"Gak usah Mel, udah sore juga. Aku pulang dulu, ya?"

"Iya, makasih, Kak. Hati-hati."

Mel segera keluar dari dalam mobil Nindi dan langsung masuk ke dalam rumahnya saat melihat mobil Nindi sudah berlalu jauh. Tubuhnya berjalan melewati ruang keluarga untuk sampai di kamarnya.

Saat berjalan masuk, tak sengaja matanya melihat Deri yang sedang berjalan ke arah kolam renang. Tapi yang membuatnya heran, raut serius dari muka Papanya itu membuatnya bingung. Tanpa pikir panjang, ia berlalu dan mengintip apa yang akan di lakukan Papanya itu.

Setelah mendapat tempat yang sesuai untuk mengintip, Mel beralih menajamkan pendengarannya. Ingin mendengar pembahasan yang Deri bawa bersama dengan seseorang di seberang telepon.

"Dua hari lagi? Iya."

Mel beralih melihat tangannya yang mengangkat dua jari, dua hari yang di maksud apa? Tak ingin berfikir lebih, ia melanjutkan lagi aksi mengupingnya.

"Ayah jangan sampai paksa mereka nanti."

"Apaan sih? Gak jelas banget, Mel gak ngerti Papa bahas apa," gerutu Mel yang sama sekali tak mengerti dengan pembahasan Papanya itu.

"Kita tanya Rey dulu. Biar dia yang nentuin, perjodohannya jadi atau tidak."

Mel mengerjapkan matanya beberapa kali, otaknya seolah harus bekerja saat itu juga. Pandangannya menatap Deri dengan pandangan yang sangat bingung.

"Ayah pulangnya nanti Deri jemput di bandara."

Mel sontak terdiam mendengar perkataan Deri. Aktivitas yang ia lakukan tadi otomatis terhenti, pikirannya langsung teralihkan pada Kakeknya itu.

Ayah dari Deri bernama Dayyan, seorang pengusaha yang agung dan Beliau terkenal dengan kegalakannya yang sangat luar biasa. Dayyan sering memaksa Mel maupun Rey untuk selalu mengikuti perkataannya, tanpa memperdulikan bagaimana reaksi mereka.

Dayyan terbilang sangat egois, tapi disisi keegoisan-nya itu, ia masih memiliki rasa peduli dan perhatian terhadap keluarganya.

Mel menggelengkan kepalanya, berusaha membuyarkan lamunannya sendiri. Pandangannya beralih pada Deri yang sudah mematikan sambungannya. Ia dapat dengan jelas melihat bahwa Papanya itu sedikit mengacak rambutnya.

Saat melihat Deri yang ingin masuk, Mel dengan sigap berjongkok agar tak terlihat oleh Deri. Wajahnya langsung berubah lesu, suara hembusan napas terdengar darinya.

"Kasian Kak Rey mau di jodohin," gumam Mel, ia sangat terkejut saat mendengar itu. Apa orang tuanya tak memikirkan perasaan Kakaknya itu?

"Mel kasih tau Kak Rey gak ya? Sekarang aja? Besok? Atau lusa?"

****

Setelah makan malam, Mel langsung melompat naik ke atas tempat tidurnya untuk melancarkan aksinya yang sempat tertunda. Masalah perjodohan Rey, ia melupakannya terlebih dahulu, ia lebih memilih Deri sendiri yang langsung menceritakannya pada Rey. Biar lebih afdol.

Ia beralih mengambil hp miliknya yang sudah ia charger dan menyalakannya. Tangannya dengan lincah menekan-nekan tombol di hp-nya, setelah mendapatkan nomor yang Mel cari, ia pun mengirimkan pesan kepada pemilik nomor tersebut.

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now