14 - PERJODOHAN

5.6K 628 225
                                    

Setelah sampai di depan gerbang rumahnya, Rey segera memasukkan mobilnya ke dalam garasi. Mel keluar dan di ikuti Rey dari belakangnya. Saat ingin masuk, mata Mel tak sengaja melihat mobil mewah yang terletak di dalam bagasi mobil itu juga.

"Kak ... itu mobil siapa?" tanya Mel.

"Gak tau," balas Rey apa adanya.

Saat mereka ingin masuk, Mel dan Rey menghentikan langkahnya saat mendengar suara dari dalam rumah, dengan tanpa sengaja mereka menguping pembicaraan orang tuanya itu dengan seorang pria yang sudah terbilang cukup tua di umurnya.

Mel yang melihat Kakeknya sudah berada di dalam sontak membulatkan matanya. Apakah sekarang saatnya Rey dijodohkan? Mel langsung mendongak dan menatap wajah Rey yang datar memandang ke depan. Tangannya terangkat dan mengusap punggung Rey.

Rey tentu saja berbalik ke arah Mel dan menaikkan satu alisnya. "Kenapa?"

"Kak Rey yang sabar, ya."

Kerutan di dahi Rey semakin tampak jelas. "Buat apa?"

Mel menghela napasnya sesaat, matanya perlahan memanas, tangannya berpindah dan mengganggap tangan Rey sangat kuat. "Kak Rey jangan marah."

Rey diam beberapa saat, matanya menatap mata Mel yang mulai membendung air mata. "Jangan buat gue bingung. Lo kenapa? Ada yang gangguin?"

Mel menggeleng membalasnya. "Kemarin, Mel dengar Papa ngomong di telfon sama Kakek."

"Terus?"

"Papa ngomong, kalau Kak Rey ... Bakal di jodohin," cicit Mel di akhir kalimatnya. Perlahan, ia kembali mendongak dan menatap raut wajah kakaknya itu, tak ada perubahan, tetap sama seperti tadi.

Tangan Rey melepaskan genggaman Mel dan beralih mengusap puncuk kepalanya. "Tenang aja, gue bisa tolak," ujarnya dan kembali memandang ke dalam rumahnya. Berniat menguping kembali.

"Kalian udah tanya sama Mel dan Rey?" tanya pria yang umurnya sudah terbilang tua itu.

"Belum, Yah," jawab Deri.

"Kenapa kalian belum kasih tau?!" tegas Dayyan-Kakek Mel dan Rey.

"Belum saatnya, Yah," tukas Deri.

"Apanya yang belum, perjanjiannya sudah lewat waktunya dan kalian belum kasih tau Mel?"

"Tapi, Yah ... Mel masih SMA," timpal Hera yang sejak tadi diam.

"Apa susahnya hah? Kita tinggal jodohin mereka dan sembunyi'in semuanya!" geram Dayyan.

"Tapi Mel masih kecil, Yah, gak mungkin kita jodohin," tegas Deri tapi masih tersirat rasa sopan saat berbicara kepada Dayyan-Ayahnya.

Mel mematung mendengar ucapan yang dikatakan oleh orang tuanya di dalam, 'Mel masih kecil, gak mungkin kita jodohin.' dengan susah payah, ia meneguk salivanya.

Siapa yang akan di jodohkan? Mel kah? Tapi kenapa? Mel masih SMA, mana mungkin ia mau di jodohkan? Dan sekarang Mel masih ingin memperjuangkan Devan? Kenapa harus Mel? Seperti itulah yang ada di pikiran Mel saat ini.

Sedangkan Rey ternganga mendengar perkataan Kakeknya itu, apa maksudnya Mel bakal di jodohin? Dan dengan siapa? Rey perlahan menunduk dan menatap adiknya itu yang tampak terdiam seribu bahasa di tempatnya.

"Mel," panggil Rey, tangannya mengangkat wajah Mel lembut. Manatap manik matanya yang sudah berair. Rey mengira, bahwa ia yang akan di jodohkan, tapi ternyata, adik kecilnya ini.

Mel menggelengkan kepalanya perlahan, seolah tak terima. Ia ingin melepaskan tangan Rey darinya, seolah ingin pergi saat itu juga. Rey tentu saja menahannya, menatap manik mata Mel setenang mungkin. "Jangan kabur."

DEVAMEL : My Cold Husband [TERBIT]Where stories live. Discover now