PART BONUS - 2

397 75 5
                                    

"Ketika kerinduan diuji, disitulah titik awal segala sesuatu terasa berantakan."
—Salfa

Malam ini, sesuai apa yang Gopal kabarkan melalui grup khusus gengnya: Kadal Squad, semua anggota grup yaitu Vin, Kinara, Novan, Salfa, dan Genta, berkumpul untuk berembuk mengenai apa yang akhir-akhir ini terjadi di rumahnya. Sebetulnya, Gopal hanya meminta Salfa dan Genta yang datang karena ingin berkonsultasi, namun yang lain ikut-ikutan penasaran. Jadilah kesemuanya sekarang duduk melingkar di ruang tamu rumah besar itu.

Salfa mencoba mencermati tiap-tiap detail dari cerita Gopal, yang menjelaskan titik permasalahan dari awal hingga akhir. Beberapa hari lalu, pemuda itu mengantarkan sang pacar ke luar kota, ke rumah nenek pacarnya. Karena tak dapat menahan panggilan alam ketika di perjalanan, Gopal menghentikan mobil dan dengan sembarangan buang air kecil di balik pohon pinggir jalanan yang sepi tersebut.

Sebuah pukulan mendarat di kepala Gopal dengan sempurna. Adalah bantal sofa yang dihantamkan oleh Novan karena geram dengan ulah temannya yang lebih sering dikatai 'Toa Masjid' itu. "Lo juga gitu sih, bego ... sembarangan banget!"

"Ya gimana sih, Nyet?! Hukum alam! Ya nggak mungkin gue tahan lama-lama, ntar kena kencing batu lagi, atau lebih parahnya ... gagal ginjal?! Emang lo mau tanggung jawab?"

"Aamiinin, nggak?" sahut Vin sambil mengeluarkan rokok dari sakunya, yang langsung disorot tajam oleh Salfa. Membuatnya mengurungkan niat. "Ya deh, nggak jadi."

Ya, jangan lupa. Salfa sangat benci asap rokok. Terlebih ia punya sensitifitas yang tinggi di tenggorokannya jika cukup lama terkena asap rokok yang membuatnya bisa langsung terbatuk-batuk bahkan bisa sampai radang jika batuknya sampai berlarut-larut. Pikiran gadis itu sesaat kemudian kembali ke permasalahan Gopal. Jika temannya yang satu itu bilang bahwa banyak gangguan di rumah ini seperti bingkai foto yang terjatuh sendiri, bercak darah misterius di rumah, dan penampakan sekilas seperti orang yang melesat cepat, itu benar.

Genta, yang berada di sebelah Salfa, sejak tadi sudah terus melirik ke sisi pintu dimana disana berdiri perempuan dengan rambut sangat panjang hingga ke lantai, sedang memperhatikan mereka berenam karena sadar bahwa sedang dibicarakan. Salfa juga sudah tahu itu, jadi ia bisa langsung menyimpulkan bahwa hantu itu mengikuti Gopal ke rumah.

"Lo harus balik kesana lagi, pulangin dia," kata Genta seraya menunjuk dengan dagu ke arah pintu, membuat semuanya langsung menoleh dan memasang ancang-ancang waspada.

"Iya, bener," ujar Salfa menimpali.

"Dilihatin lo, Pal. Merah banget matanya tuh," lanjut Genta. "Hiii ... Nggak ikut-ikut gue."

Mata Gopal langsung membulat dan beranjak melompat ke atas sofa. Posisinya semula adalah duduk di karpet. Ia duduk menyebelahi Novan, yang justru langsung menjauh seperti orang tak ingin didekati. "Hus, hus! Jangan dekat-dekat gue lo. Bawa apes lagi ntar."

Kinara terkekeh. "Jadi, orang paling logis udah kedoktrin mitos nih?" sindirnya pada Novan.

Pemuda yang mengenakan hoodie abu-abu itu pun hanya memandang tanpa mengatakan apapun karena mendadak lidahnya kelu. Sudah sebulan sejak kejadian di Pulau K, namun ia masih belum juga berhasil menyingkirkan gadis bernama Kinara itu dalam hatinya. Untuk kalian semua ketahui, bahwa Novan sudah suka dengan Kinara sejak masih berada di semester tiga, ketika sedang sering-seringnya ikut Vin nongkrong di kafe langganan mereka bersama Kinara juga.

AWAKENED [Sudah Terbit]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum