Dua Puluh Tiga : Bantuan Yang Ditemukan

555 112 131
                                    

[Kalau berkenan, jangan lupa follow author agar dapat notifikasi dan info seputar update-an, terima kasih]

Cerita ini hanya fiktif belaka. Semua kejadian yang terjadi hanya karangan bebas penulis, tidak benar-benar terjadi di tempat dan lokasi yang disebutkan.
.
.
.
.
.

Novan telah berhasil menghentikan satu mobil van yang lewat, setelah beberapa mobil tak mau berhenti barangkali karena takut melihat seseorang membopong orang yang berdarah-darah. Yang membantunya adalah pasangan suami istri yang juga sedang berlibur lebih lama di pulau ini karena kapal yang belum bisa membawa mereka pulang. Novan tidak tahu harus berterimakasih atau mengumpat karena iri, mereka bisa berlibur dengan nyaman tanpa gangguan hal-hal mistis.

Berhenti di rumah sakit, laki-laki yang mengemudikan mobil itu segera turun dan membantu mengeluarkan Gopal dari mobilnya. Disitulah Novan akhirnya melega karena mereka sampai dengan selamar tanpa halang rintang apapun. Sejak diberi izin masuk ke mobil, pemuda itu sudah meminta pasutri tersebut tak berhenti berdoa untuk keselamatan mereka. Meskipun sempat dibuat ragu dan getaran-getaran takut itu nyata, mereka masih tetap pada keputusan awal untuk membantu.

Petugas segera menempatkan Gopal ke tandi dan mendorongnya menuju ruang penanganan. Tak henti Novan berterimakasih bahkan sampai menjabat tangan pasutri itu berkali-kali. Setidaknya sekarang, masih ada harapan untuk Gopal dapat selamat. "Lo kuat, Pal. Gue percaya itu."

Pasutri itu tampak memahami kecemasan pemuda yang mereka tahu bernama Novan tersebut. Namun, mereka juga harus kembali. Karena dirasa sudah bisa ditinggal, mereka kemudian pamit. "Kami pergi dulu, ya. Semoga temannya baik-baik saja."

"Terima kasih banyak sekali lagi, Mas, Mbak. Saya nggak akan pernah melupakan bantuan kalian," balas Novan dengan amat tulus.

Karena hanya fokus dengan penanganan Gopal yang terlihat samar-samar dari pintu yang tidak tertutup rapat, Novan tak begitu memperhatikan pasutri yang menolongnya tersebut ketika mereka pergi. Pemuda itu cemas dengan harap yang terus melangit. Tangannya menengadah, mendoakan Gopal.

Derap langkah kaki kemudian terdengar mendekat, membuat Novan menoleh. Ia melihat beberapa petugas tengah mendorong dua tandu dengan pasien disana yang wajahnya tertutup kain putih. Mata Novan membulat ketika menyadari banyak sekali bercak darah di kain itu. ia mulai menduga-duga, mungkin itu adalah korban kecelakaan.

Seorang anak kecil berusia sekitar enam tahun tengah berlari mengejar seekor kucing bertepatan dengan datangnya para petugas tersebut. Novan dapat melihat anak kecil itu membuka kain salah satu orang yang terbujur kaku di tandu, yang seketika itu juga, membuat dadanya langsung dipenuhi debar-debar tak biasa yang membuat kedua matanya langsung mengerjap tak percaya, juga dengan mulut yang terbuka sempurna. Tercekat.

"Mas?" lirihnya yang merasa bahwa semua ini adalah tidak nyata.

Spontan, kepala Novan menoleh pada anak kecil itu, yang berhenti di tempat, juga sedang memandangnya. Anak tersebut lantas membiarkan kucing yang ia kejar begitu saja, dan mendekat ke Novan.

"Aku sengaja buka kain itu biar Mas tau," katanya dengan nada khas dari cara bicara anak kecil. "Mereka yang suruh aku buka itu."

Novan berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya. Kepalanya sempat menoleh lagi pada jenazah yang ia tahu adalah pasutri yang baru saja menolongnya. Namun, kemudian ia menjawab si anak kecil. "M-mereka siapa yang adek maksud?"

"Mas Fajar sama Mbak Ratna. Mereka yang bawa Mas kesini, kan? Mereka bukan manusia lagi waktu nolong Mas. Karena mereka nggak mau apa yang terjadi sama mereka, terjadi sama temannya Mas. Makanya mereka ingin menyelamatkannya," jawab si anak kecil itu dengan lancar.

AWAKENED [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now