Empat : Jumpa Lagi

1K 218 196
                                    

[Kalau berkenan, jangan lupa follow author agar dapat notifikasi dan info seputar update-an, terima kasih]

Cerita ini hanya fiktif belaka. Semua kejadian yang terjadi hanya karangan bebas penulis, tidak benar-benar terjadi di tempat dan lokasi yang disebutkan.
.
.
.
.
.

Now playing : Nidji–Nelangsa

    
     Yang telah hilang
    
     Datang lagi ke hidupku
    
     Saat jauh-dekat
    
     Semuanya sama
    
     Ku selalu mencintaimu

Sore itu Salfa tampak sangat sibuk memasukkan satu per satu barang ke dalam sebuah koper besar. Mulutnya merapal nama barang-barang yang ia masukkan dengan sesekali matanya melirik ke secarik kertas di atas kasur dekat dirinya duduk saat itu. Apa lagi jika bukan daftar barang-barang yang harus ia bawa. Hari yang sudah ditunggu-tunggu dan direncanakan sejak hampir dua minggu jatuh pada hari ini.

Perlahan gadis itu menutup kopernya rapat, ia mengerjap-kerjapkan matanya dengan dahi berkerut, seperti mencoba mengingat sesuatu. Entah apa, tapi serasa ada yang mengganjal di benaknya. Sejak ia dan teman-temannya merencanakan liburan ini, siapa yang sangka bahwa dirinya akan berubah. Mata batin yang terbuka menjadikan dirinya sedikit ragu untuk pergi ke tempat yang jauh dari rumah. Terlebih, ibunya juga hampir tak memberi izin kalau saja bukan karena bujukan Kinara dan Vin.

"Apa lagi ya yang belum masuk?" gumamnya pelan, bertanya pada dirinya sendiri. Ia kemudian menoleh ke meja di sebelah tempat tidurnya. Yap! Itu dia. Salfa mengingatnya. Benda berbentuk segi empat berwarna hitam. Laptop kesayangannya yang tak pernah ketinggalan dibawa kemanapun dia hendak bepergian.

"Sal…?" panggil seseorang dari luar kamar gadis itu.

Salfa menoleh ke arah pintu yang sesaat setelahnya menampakkan sesosok gadis manis berlesung pipi. "Gila! Udah nyampai sini aja lo?" herannya.

"Oh, tentu saja, sahabat. Gue kan semangat banget, hehe," balas Kinara yang kini sudah duduk dengan menumpukan kaki kanan di atas kaki kirinya di sebelah Salfa.

"Semangat lo berlebihan."

"Ya biarin aja. Ini kan emang saat yang kita tunggu-tunggu. Kita liburannnnnn!" balas Kinara seraya merentangkan tangan, tersenyum lebar.

Sesuatu pun kemudian terbesit dalam benak Salfa. Iya juga, apa yang dikatakan Kinara benar. Sudah sejak lama mereka berdua mendambakan liburan ke pulau yang sekarang akan mereka tuju. Lalu ini kenapa? Kenapa dia tak bersemangat? Padahal, dirinya lah orang pertama yang setuju ketika Vin mencetuskan ide untuk ke Pulau K. Atau mungkin, perubahan yang terjadi pada dirinyalah yang membuatnya tak pernah merasa nyaman dimanapun itu?

Seseorang berambut pendek hitam dengan paduan warna putih yang masih jarang, mengintip ke dalam kamar putrinya. Mendapati dua gadis tengah bercengkrama. "Kinara semangat banget?"

Dua gadis dalam kamar menoleh. "Ibuk…?" balas Salfa dengan senyum simpul di sudut bibir.

"Eh, Tante Nilam. Jelas dong. Harus semangat, kan mau liburan," kini Kinara mengepalkan satu tangannya ke atas seraya tersenyum lebar, lagi. Itu membuat Salfa menggeleng pelan memikirkan apakah Kinara tidak capek, senyum seperti itu terus?

Nilam berjalan mendekat, duduk di sebelah Salfa. Memperhatikan gadis yang tengah sibuk mengecek lagi barang bawaannya itu. Ibu dua anak itu tahu bahwa Salfa sengaja menyibukkan diri ketika dirinya datang. Nilam menghela pelan, mencoba percaya akan janji putrinya yang akan dapat mengontrol diri sendiri di tempat yang jauh dari rumah.

AWAKENED [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang