Tiga Belas : Pemandangan Mengerikan

720 148 129
                                    

[Kalau berkenan, jangan lupa follow author agar dapat notifikasi dan info seputar update-an, terima kasih]

Cerita ini hanya fiktif belaka. Semua kejadian yang terjadi hanya karangan bebas penulis, tidak benar-benar terjadi di tempat dan lokasi yang disebutkan.
.
.
.
.
.

Tatap mata yang saling bertukar pandang membuat seisi kamar jadi makin tidak kondusif. Disitulah, Salfa yang paham arti dari pertanyaan tak tersirat teman-temannya tersebut, segera menjelaskan.

"Suri itu hantu, yang jagain gue. Gue akan panggil dia, untuk gue tanyain tentang semua ini."

Dari semuanya, yang ditatap berbeda oleh Salfa adalah Novan. Pemuda yang sebelumnya sangat menentangnya soal masalah seperti ini, tapi kali ini, dengan mata kepalanya sendiri telah melihat tabir lain yang Salfa percayai adanya. Novan yang paham maksud Salfa pun menunduk sungkan, merasa bersalah atas sikapnya beberapa hari kemarin.

Gadis berambut keriting itu kemudian mengajak teman-temannya duduk melingkar, saling berhadapan satu sama lainnya. Ketika itulah, Salfa meminta semuanya untuk fokus dan memejamkan mata. Meski seharusnya ia bisa memanggil Suri secara pribadi, namun kali ini berbeda. Apa yang akan ia tanyakan menyangkut teman-temannya juga. Sehingga akan lebih baik jika semua menjadi saksi percakapan Salfa dengan Suri.

Vin yang sudah memejam, membuka kembali matanya. "Sal, ini aman kan?" tanyanya ragu-ragu.

Meskipun Salfa belum pernah mempraktekkan ini secara langsung, hanya mengetahui dari buku yang pernah Pak Aji berikan padanya, ia yakin akan berhasil. "Aman. Pokoknya kalian tutup mata aja. Apapun yang akan kalian dengar, jangan bikin kalian buka mata. Tetap fokus. Oke?"

Kembali memejamkan mata, enam orang tersebut memulai pemanggilan sesuai intruksi Salfa. "Suri… Suri… Suri… Aku mau kamu datang kesini… Bukan hanya untuk aku, tapi juga untuk teman-temanku…"

Semuanya berusaha tetap fokus meski berada dalam kondisi dimana detak jantung bekerja lebih cepat, tak seperti seharusnya. Tak lupa Salfa juga mengingatkan pada teman-temannya bahwa untuk bisa berbicara dengan Suri, harus ada satu orang yang dimasuki sebagai mediumisasi.

"Suri… Suri… Suri… Aku mau kamu datang…" panggil Salfa lagi. Pelan, lirih, penuh dengan perasaan.

Dug dug dug dug dug! Suara barang-barang bergetar saling bersahutan. Enam orang itupun saling menguatkan pegangan tangan mereka. Terlebih, lima orang yang baru pertama kali ini melakukan hal seperti sekarang. Sungguh, rasanya campur aduk antara takut dan tegang.

"Tetap fokus!" pinta Salfa tegas. Ia merasakan kehadiran satu sosok namun itu bukan Suri. Sosok yang menyorot dirinya penuh amarah entah sebab apa. Siapa lagi kalau bukan sosok berambut pendek itu. Ia membanting barang-barang dalam kamar yang ditempati oleh Gopal dan Vin tersebut. "Jangan ikut campur!" ketus Salfa masih dalam kondisinya terpejam.

"Suri… Cepat datang, Suri…!" ujarnya lagi, hingga tak lama kemudian keramaian barang-barang yang dibanting tadi berganti menjadi senyap. Disitulah, Suri datang.
Sosok cantik itu mendekat ke Salfa, dan memindai lima orang di dekat gadis itu mulai dari Kinara, Novan, Genta, Vin, dan Gopal. Berselang beberapa detik, dengan cepat Suri melesat dan salah satu dari mereka tersentak.

Adalah Kinara, yang dipilih oleh Suri sebagai tubuh yang dimasukinya. Novan yang berpegangan tangan dengan Kinara pun ikut kaget. Dirasakannya tangan gadis itu berubah dingin. Sangat dingin. Seperti tahu bahwa Novan merasa terkejut, Salfa segera mengingatkannya untuk tidak membuka mata.

"Jadi, apa yang ingin kalian tanyakan?"

Suara itu berasal dari Kinara, namun, berubah menjadi lebih halus dan lirih. Saat itu juga semua orang dalam kamar itu sadar bahwa Kinara lah yang dimasuki. Mereka pun berusaha sebisa mungkin mengontrol diri, apalagi, mendengar suara yang tak semenyeramkan nenek-nenek di rumah sewaan itu, membuat semuanya sedikit lebih berani.

AWAKENED [Sudah Terbit]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن