45. Usaha

11.3K 929 166
                                    

saya berjanji akan ramein special part ECHAGIO hari ini! hayo yang uda baca dalem ati janlup tepatin 😝

VOTE DAN SPAM KOMEN SKUYY ✨💅

selamat membaca kalian

***

Hari ini Echa kembali menjalankan rencana, untuk apa? Tentunya menarik perhatian Gio dong! Datang di pagi buta sungguh suatu kebanggaan tersendiri baginya. Abisnya selama ini ia selalu sampai pada waktu yang mepet-mepet bahkan sering kali telat.

Dan sekarang lihat, gadis itu tengah duduk di koridor kakak tingkatnya, menunggu seseorang. Emang dasarnya kalo punya kemauan di niatin tuh pasti bisa di lakuin. Ini aja bisa bangun pagi berkat alarm beruntun setiap sepuluh menit sekali dari pukul 3 pagi.

Mau tau rencana Echa kali ini? Ia mengeluarkan benda panjang dari dalam saku yakni liptint bermerk Missha dengan warna cherry coke. Punya Hana yang Echa pinjem kemaren lantaran mau memakainya saat ada Gio. Bukan berniat menggoda, cuma mau mancing aja. Inget kan kalo Gio dulu paling gak suka kalo bibirnya berwarna sedikit aja?

"Kembaran bunglon belom muncul juga nih batang idungnya." Echa tengak-tengok ke setiap penjuru koridor. "Nah itu dia!" ia menangkap Gio di ujung sana sedang berusaha keluar dari jeratan para gadis kurang belaian.

Argh, ingin sekali Echa menjambak mereka satu persatu sebab lancang menggoda kekasihnya. Tapi demi rencananya ia harus menahan itu semua. Dengan buru-buru membalik badan dan mulai mengoleskan liptint tersebut. Tanpa bermodalkan kaca, semoga aja hasilnya gak belepotan.

"Ekhm," nada berdeham sengaja di kencangkan ketika jarak Gio udah dekat dengannya, kode gitu biar nengok.

Tapi hasilnya, naas. Yang dikodein kelewat gak peka apa emang gak denger beneran sih? Gio berjalan santai dengan pandangan lurus tanpa menoleh sedikit pun. Seolah menganggap Echa tidak ada. Poor you Echa!

"Tahan masih pagi, Echa gak boleh marah-marah entar cepet tua." dalam hati Echa terus bergumam sabar. Dan melangkah cepat mengejar Gio dengan tangan membuka bungkus yuppi yang ia ambil dari dalem saku.

"Selamat pagi kak Gio." memiringkan wajah Echa menyapa sembari mengunyah.

Kali ini Gio berhenti. Mengernyit pada Echa yang asik mengunyah hingga sang empunya menepuk jidat kemudian mengeluarkan satu buah lagi dari sakunya, "Mau? Nih cobain!"

Gio seakan terhipnotis mengambil yuppi yang gadis itu berikan. Penasaran juga akan rasanya karena melihat Echa begitu nikmat mengunyah. Lalu beralih pada jari-jari mungil yang terpasang cincin sangat cantik. 

Cincin itu? Gio seperti mengenalnya.

"Cincin itu punya lo?" sebenernya ini pertanyaan gak masuk akal sih. Udah tau dipake sama dia ya berarti punya Echa dong. Tapi kan Gio cuma mau mastiin aja, siapa tau cincin pinjeman.

Echa mengangguk antusias, "Pemberian seseorang. Seseorang yang membuat Echa merasa jadi perempuan paling beruntung di dunia." siapa lagi kalo bukan kak Gio!

Mendadak kepala Gio berdenyut dan refleks meringis seraya memijitnya pelan. "Eh kak Gio kenapa? sakit?" tanyanya panik.

"Gakpapa," laki-laki itu geleng-geleng untuk mengusir denyut pada kepalanya. Hingga beberapa saat bukannya hilang malahan makin sakit.

"Gakpapa gimana sih? Kakak kesakitan gitu!" kata Echa ngegas. Ia bingung sekaligus panik harus bagaimana, "Echa anter ke UKS ya?"

Tanpa menunggu persetujuan ia memampah paksa tubuh tinggi itu dengan hati-hati menuju UKS. Echa menyuruh Gio berbaring di atas brankar tapi laki-laki itu menolak. Memilih duduk bersandar dengan kepala mengadah dan mata terpejam.

Erlangga [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang