25. Serangan Pembalasan

18.1K 1.4K 769
                                    

HAPPY 10K ERLANGGA!🔥

shinta mau ucapin makasi buat kalian yang uda setia baca cerita ini. ga nyangka awalnya cuma iseng tapi jadi nagih

kiss banyak pokonya mwah😭💙💙

***

Cuaca mendung menyapa di siang hari, langit begitu hitam pekat. Tapi mendung belum tentu hujan bukan?
Segerombol anak remaja sedang berada di basecamp mereka lantaran malas mengikuti kegiatan belajar.

"Mang nasi goreng yang pedes ya!" pinta Farrel pada Mang Ucup.

"Alvin juga mau Mang tapi sedeng aja jangan pedes pedes."

Farrel melempar keripik setan yang sedang ia makan kearah Alvin. "Cemen lo gak doyan pedes."

"Kata siapa gue gak doyan pedes? Gue doyan, cuma sekarang lagi males aja makan pedes." elak Alvin.

Farrel menatap Alvin sambil menaikkan sebelah alisnya mengejek. "Alah! Dulu challenge makan samyang aja lo kelabakan. Balik-balik mencret, ngakak banget anjrit kalo inget."

"Kampret lo! Maen-maen buka kartu." wajah Alvin memerah menahan malu yang disambut tawa oleh sahabatnya.

Sedangkan Gio menggelengkan kepalanya. Dosa apa ia memiliki sahabat bobrok seperti ini?

Setelah meredakan tawanya Jovan menatap Gio ia kembali teringat ingin mengatakan sesuatu. "Jadi kapan kita mau bales mereka Yo? Gue udah gak sabar! Serangan minggu lalu udah keterlaluan. Dia sampe mecahin kaca jendela warung nya Mang Ucup." Jovan mengepalkan tangan menahan emosi mengingat kejadian tak diduga minggu lalu.

"Punggung Echa jadi korban hantaman teman nya dia kalo lo lupa." sambung Farrel.

Mendengar perkataan Farrel membuat emosi Gio yang sedari tadi ia tahan memuncak. Ia mengeraskan rahang mengingat Echa yang menangis karena menahan rasa sakit di punggung nya.

Echa memang tidak bilang, tapi Gio tahu teman Devin memukul punggung Echa menggunakan balok dengan kekuatan yang sangat kencang. Hingga menimbulkan memar merah, bahkan biru.

"Sekarang kita ke markas Devin!" titah Gio mutlak. Sebenarnya dari kemarin ia memikirkan ini. Gio hanya mencari waktu yang tepat untuk membalasnya. Mungkin sekarang sudah waktunya.

"Yang bener aja. Lo yakin mau nyerang markas Devin sekarang? Gak ajak anak yang lain?" tanya Alvin ragu.

Pasalnya saat ini di warung Mang ucup hanya terdapat Gio dkk dan beberapa adik kelasnya yang merupakan anggota geng warung Mang Ucup yang sedang bolos pelajaran. Sekitar kurang lebih sepuluh orang.

"Kenapa? Lo takut?" Reynand menatap Alvin meledek. Terlihat jelas senyum miring menghiasi wajahnya.

"Anu..emm gue gak takut anying. Lagi pula gak ada ya di kamus hidup gue takut sama lawan!" bantah Alvin.

"Alesan lo! Menurut gue segini cukup. Dan gak usah ajak anak yang lain, biarin belajar kesian pada bolos mulu nanti jadi bego kaya lo." ujar Gio santai sambil melirik Alvin.

"Si tai! Maksud gue nanti kalo temennya Devin main curang kaya kemarin gimana? Dia kan licik Yo."

"Nah ada benernya juga bang yang di bilang bang Alvin." ucap Ezra, adik kelasnya yang sedari tadi menyimak perkataan senior mereka.

Erlangga [COMPLETED]Where stories live. Discover now