50. Prom Night

15K 1K 137
                                    

bacanya slowly, oke? jika ada typo atau penulisan yang salah tolong dikoreksi yaa 💕🌊

kindly vote & komen!! 💫

selamat membaca kalian

***

Nyatanya, bersikap dewasa bukan dilihat dari persoalan usia. Melainkan dituntut oleh keadaan.

***

"KAK GIO!!!"

Gio menoleh dan bangkit dari tempat duduk, "kok lebih cepet keluarnya?"

"Cuma dua pelajaran langsung tanpa istirahat." Echa berlari kecil. Banyak orang yang menyapa dirinya dengan senyuman, ia pun membalas hal yang sama.

"Kenapa gak bilang, kan bisa gue jemput." Gio bergeser sedikit memberi ruang gadis itu duduk di sampingnya.

"Sengaja biar sekalian olahraga, Echa udah lama gak jalan kaki." dia menyengir lucu. Menunjukkan deretan gigi putihnya yang tersusun rapi.

"Sampe keringetan gini." laki-laki itu mengelap lelehan keringet yang membasahi pelipis Echa.

Echa menyeletuk, "Itu tandanya sehat."

"Sehat tuh kalo lo jalannya pagi atau gak sore. Lah ini siang bolong pas matahari tepat berada di atas kepala." Gio mengeluarkan pendapat.

"Malah bagus buat bakar lemak tau." Echa mengerucutkan bibir, "Biar Echa jadi body goals nanti hihi,"

"Emang iya? Badan lo kayak kurcaci gini mana ada lemaknya."

"Bukan kurcaci juga ya kak!" gadis itu melotot tidak terima. "Awas aja kalo Echa tinggi bakal pamerin!"

"Gak perlu tinggi. Gini aja gue lebih nyaman, nyaman meluknya." Gio mencolek-colek dagu Echa sambil menaik turunkan alis menggoda. Membuat sang empu mendengus.

"Dasar! Ada udang dibalik batu!" sebagai respon lawan bicaranya mencibir.

Gio terkekeh ringan. "Lo tadi kan belom istirahat pasti sekarang laper, mau pesen apa?"

"Boleh deh. Mie rebus rasa kari ayam." karena Echa tadi sempat melihat salah satu teman tongkongan Gio tampak menikmati mie, dan ia mendadak ingin.

"Bentar gue pesenin. Tunggu sini ya," Gio berpesan sembari mengusap puncak kepala gadisnya.

"Iya. Jangan lama-lama, Echa takut sendirian." ia melirik sekeliling.

Masalahnya penghuni kursi depan rata-rata teman tongkrongan yang tidak Echa kenal. Gio mengangguk sebelom beranjak untuk meminta Mang Ucup membuat pesanan sesuai permintaan gadis itu.

Kalian bingung gak sama sikap Echa? Kalo iya, sama kok Gio juga. Selepas pengungkapan kemarin, tak sampai besok bahkan malemnya Echa seolah bersikap tidak terjadi apa-apa. Malahan kelakuannya semakin manja.

Perkiraan, Echa bakalan syok dan menjaga jarak untuk beberapa saat dengannya, tapi nyatanya nggak. Justu sehabis dia menangis, malemnya meminta di temani tidur sambil telfonan oleh Gio.

Ia yakin Echa bersikap begitu hanya pura-pura untuk membuat dirinya tidak terbebani. Mau tak mau Gio mengikuti permainannya. Kita lihat seberapa jauh dia mampu bertahan.

"Nih kasep mie rebus sama es teh manis special buat pacarnya." yang dipanggil sontak tersadar dari lamunan. Dengan sigap menerima semangkuk mie yang Mang Ucup sodorkan.

"Makasih, Mang." Gio berucap.

Ketika keluar ternyata ada Alvin tengah menemani Echa. Sambil bermain permainan ular tangga yang entah dari mana laki-laki itu dapatkan. Gio angkat suara, "Ini dedemit satu muncul dari mana?"

Erlangga [COMPLETED]Where stories live. Discover now