46. Ingat Kembali

14.4K 1.1K 286
                                    

Tolong koreksi kalo ada kesalahan kata, aku belom sempet baca ulang soalnya💟

Vote & Komen jangan lupa ye! 😤

selamat membaca kalian

***

"Dasar bunglon!"

"Kak Gio tuh aneh, gampang banget berubah-ubah—"

"Kadang ngomong aku kamu, kadang lo-gue—"

Gio mencengkram kepalanya kuat. Kali ini sakitnya luar biasa dasyat.

"Kadang manis kayak di kantin tadi, kadang nyebelin banget kayak sekarang."

"—persis seperti bunglon."

Kalimat itu terus berputar bak kaset rusak di benaknya. Tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan, telinganya berdengung serta pandanganya mengabur. Gio tak bisa menahannya lagi. Sebelom tumbang ia bisa mendengar panggilan seorang gadis meneriaki namanya.

Echa terperangah. Bergerak menghampiri Gio yang tergeletak lemah kemudian memangku kepalanya. Wajah laki-laki itu pucat membuatnya kalang kabut sendiri. Tak henti berteriak meminta pertolongan hingga beberapa orang mulai berdatangan dan membawa Gio.

UKS

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

UKS.

Memegang erat jemari Gio lalu ia tempelkan ke pipinya. Echa menyorot sendu. Kurang lebih 4 jam Gio pingsan tapi belom ada tanda akan bangun. Dokter pribadi sekolah mengatakan laki-laki itu hanya kelelahan akibat terlalu banyak pikiran sampai-sampai tumbang.

"Echa sedih," gadis itu mengadu. Ia marah, namun bukan marah pada Gio melainkan dirinya sendiri.

"Kak Gio pasti sakit lagi karena Echa banyak bicara ya?" wajahnya tertekuk sangat sedih. "Echa nakal selalu gangguin padahal kakak gak pernah suka."

Di amati lama wajah tampan itu. Jari lentiknya terulur membelai alis, pipi sampai menuju ke bibirnya yang tampak pucat. "Kalo emang usaha Echa selama ini bikin kak Gio jadi kepikiran dan tertekan Echa—bakal berhenti."

Hening.

"Tapi Echa gak mau kehilangan kak Gio. Gimana dong?" ia menunduk dalam dan air mata meluncur perlahan tanpa bisa di cegah.

"Lo gak akan kehilangan gue," suara serak dengan nada lemah mengalun. Lantas Echa mendongak cepat dan menemukan Gio telah membuka mata. Dia juga membalas genggaman tangannya.

Seulas senyum tipis timbul, "Jangan nangis, aku nggak suka."

"Kak Gio!" Echa berseru senang. Melupakan jejak air mata yang mengalir deras. Detik berikutnya dengan heboh ia mencerca banyak pertanyaan. "Kepalanya pusing lagi nggak? Atau mau minum? Echa panggil dokter dulu ya."

"No. Stay here, Keysha!" Gio menahan gadis itu seraya menggeleng. Echa berdiri menegang. Panggilan itu? Ini ia gak salah denger kan Gio memanggil nama aslinya?

Erlangga [COMPLETED]Where stories live. Discover now