28. Bimbang

15.2K 1.2K 675
                                    

vote comment jangan lupa oke?

HAPPY READING!

***

Gio mengendarakan motor dengan kecepatan tinggi. Setelah mengantar Echa pulang tiba-tiba seseorang mengirim nya pesan yang mengajak ketemuan di taman dekat sekolah. Alhasil Gio yang ingin pulang bergegas putar arah kembali menuju sekolah.

Saat sampai di taman Gio memarkirkan motornya sebentar. Dari jauh ia melihat seorang gadis dengan rambut sebahu tengah duduk dikursi dengan posisi membelakanginya.

Ia berjalan mendekat dengan santai. Gio sudah menduga siapa gadis itu lantaran terlihat tak asing. "Zahra?" panggil nya.

Merasa ada yang memanggil namanya Zahra bangkit dari duduknya ia berbalik menatap Gio dengan senyuman. "Hai sayang. Sini duduk dulu."

Raut wajah Gio berubah datar. Ia menatap Zahra tajam. "Gak usah basa-basi. Mau lo apa?"

Zahra tertawa kecil sebentar kemudian raut wajah nya berubah serius. "Jauhin Echa!"

"Ada hak apa lo ngurusin hidup gue?"

"Gio please! Apa sih kurang nya aku? Aku bahkan lebih cantik dari pada Echa, lebih tinggi juga, lebih segalanya. Tapi kenapa kamu dengan gampang nya pilih dia sedangkan aku udah cinta dan ngejar kamu dari SMP." cerocos Zahra menggebu-gebu.

Gio tersenyum sinis. "Lo gak punya harga diri Ra. Gue udah bilang berapa kali kalo gue gak suka sama lo tapi lo tetep kekeh. Lo juga gak punya hati. Maksud lo apa kunciin Echa di gudang waktu itu. Jangan lo pikir gue diem gue gak tau."

Ucapan Gio cukup menohok hingga Zahra mengepalkan tangan di samping tubuhnya. "Itu belum seberapa. Aku bisa lakuin lebih kalo kamu gak jauhin dia."

"Ra cowok masih banyak, gak cuma gue. Kalo kaya gini nama nya lo bukan cinta tapi obsesi." ucap Gio tertahan berusaha sabar.

"AKU GAK PEDULI! AKU CUMA MAU KAMU GIO. PLEASE! JAUHIN DIA YA? ATAU AKU AKAN–"

Perkataan Zahra terpotong karena Gio mencengkram tangan nya membuat Zahra sedikit meringis. "Jangan macem-macem sama dia atau lo berurusan sama gue." ia masih sadar yang dihadapan nya ini seorang gadis. Jika tidak mungkin kepalan tangan nya sudah mengenai wajah Zahra.

Gio melepaskan cengkramannya ia berbalik melangkahkan kaki bergegas pergi meninggalkan area taman.

Ia menghampiri motornya yang tak jauh dari sana. Kemudian menaiki lalu melajukan nya menuju basecamp. Pikiran Gio sedang tak karuan sekarang. Bohong jika ia tak memikirkan ucapan Zahra tadi.

"LIAT AJA NANTI. KAMU AKAN JATUH KEPELUKAN AKU GIO." teriak Zahra saat Gio mulai menghilang dari pandangan nya.

Zahra mengeluarkan ponsel dari dalam saku. Ia mendial nomor seseorang.

"Gue butuh bantuan lo." ucap nya sambil tersenyum kepada seseorang disebrang sana.

***

Seusai turun dari motor Gio berjalan dengan wajah yang masih datar. Ia membuka pintu lalu menbantingnya dengan keras hingga membuat orang disekitar terjengit kaget.

Erlangga [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang