Subject 16

3.8K 601 135
                                    

Terima kasih untuk pembaca yang nggak jadi silent reader. Komentar, kritik dan saran sangat penting untuk penulis😊

---------------------------------------

Laying ini the silence
Waiting for the sirens
Signs, any signs I'm alive still
I don't wanna lose it
I'm not getting through this
Hey, should I pray? should I pray
To myself? To a God? 
To a saviour who can

James Arthur - Train Wreck

---------------------------------------

Januari 2018

Bersikap seolah baik-baik saja di depan Reiga saat jiwanya sudah hampir mati adalah hal yang sulit. Melihat senyum lebar di bibir Reiga yang biasanya selalu menularkan senyum yang sama, itu pun tidak membuat Kala merasa lebih baik.

Kecupan singkat di kening dan belaian lembut di pucuk kepala yang Reiga berikan tidak hanya membuat hati Kala tersengat sakit, tetapi juga menjeritkan perih di sekujur tubuhnya.

Yang biasa Kala lakukan adalah mencium pipi Reiga, lalu menyuguhkan senyum manis. Namun, ketika kepalanya terbayang saat dirinya telah disentuh oleh orang lain selain Reigaㅡbahkan sampai sekarang pun Kalau tidak mengingat sedikit pun penggalan kejadian keji ituㅡia hanya terpekur dalam duduknya. Kengerian itu nyata. Terseret bersama langkah-langkah kakinya.

Reiga duduk santai, bersebarangan dengan Kala, berbatas meja kayu berbentuk bundar di depannya.

"Kamu abis nangis, ya?" tanya Reiga dengan tatapan menyelidik. Ia baru selesai memesan makananㅡdi restoran Jepang tempat mereka bertemu ituㅡsaat mengajukan pertanyaan. Dengan lembut mengelus pipi dan kantung mata Kala yang agak bengkak.

"Iya. Seharian kemarin aku nonton drama korea," jawab Kala. Jawaban teraman untuk berbohong karena ia memang seringkali menangis saat menonton drama korea.

Reiga mendengus geli sambil geleng-geleng kepala. kemudian mengangkat tangan untuk mengacak rambut Kala. "Lihat siapa yang kemarin bilang kalau waktu dia sepenuhnya cuma punya pacarnya, tapi malah sibuk ngeduain aku sama drama korea."

Kala memaksakan senyum. Tidak ingin membuat Reiga curiga karena sikapnya. "Kemarin aku hangover banget padahal cuma minum anggur dikit."

"Sekarang udah baikan?"

"Pusing dikit."

"Itu karena kamu kurang tidur juga pasti," ujar Reiga akurat. Reiga sudah begitu paham kalau Kala selalu merelakan jam tidurnya demi marathon drama korea. Sayangnya, alasan Kala kali ini karena masalah lain. "By the way, kemarin katanya ada hal penting yang mau kamu bahas sama aku?" pancing Reiga kemudian.

Satu hal tentang Reiga yang Kala sukai adalah bahwa laki-laki itu selalu mendengarkan apa pun yang Kala bicarakan dengan cermat. Bahkan sampai mengingat hal-hal yang sepele yang Kala katakan. Dan untuk kali ini, Kala berharap Reiga tidak mengingat itu.

Hal penting yang awalnya sangat ingin Kala katakan segeraㅡtentang rencana pernikahan merekaㅡmenjadi sesuatu yang mungkin tidak akan pernah terjadi antara mereka berdua. Pernikahan atau pun janji-janjinya untuk selalu bersama Reiga di masa depan sekarang terasa mustahil untuk diwujudkan.

Kala merasa tidak pantas bersanding dengan Reiga.

"Lain kali aja, deh, bahasnya. Sekarang aku lagi pengen pacaran sama kamu," dusta Kala. Lagi-lagi melontarkan sebuah kebohongan.

WALKING DISASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang