Subject 5 🔞

12.7K 1K 444
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen^^

--------------------------------------------------------------

From: reigalucas@gmail.com
To: maulvikala@gmail.com
Subject: no more wasted times
Date: 11 Feb 2018, 12.46 p.m

I hope you're doing alright, K. Kamu udah balik dari luar kota, kan? Hari ini suasana hati kamu gimana? Aku harap kita bisa ngobrol hari ini. Kita bicara di apartemenku malam ini, bisa? Aku nggak bisa nunggu lagi, Kala. Please

Please reply right after you read this!

nb. Kalo bisa, kamu jangan makan malam dulu nanti, kita makan bareng sebelum ngobrol.

R

--------------------------------------------------------------


"I miss you so much," ucap Kala dengan kedua tangan bergelayut di leher Reiga begitu mereka memasuki apartemen milik laki-laki itu. Wanita itu membiarkan tasnya tergeletak di dekat rak sepatu.

Reiga dengan sigap melingkarkan kedua lengannya di pinggang Kala, menarik wanita itu agar lebih dekat. Keduanya seperti sudah hafal dengan reaksi masing-masing. Bagaimana tubuh mereka saling menemukan dan menempel pada posisi yang tepat.

Reiga dengan cepat menjatuhkan bibirnya di atas bibir Kala sambil membungkuk, menyesuaikan tinggi tubuh Kala. Wanita dalam rengkuhannya merespon dengan membuka bibir, memberi akses bebas untuk Reiga menyelipkan lidah dan menyerang bibirnya dengan habis-habisan.

Kala tidak akan pernah terbiasa dengan ini. Reiga menciumnya seperti singa kelaparan. Kala melayang. She likes playing rough. Apalagi dengan Reiga yang memimpin dan menguasainya. Bukan berarti dia powerless. Reiga tetap memberinya kesempatan untuk memimpin sesekali. Tetapi Kala masih suka malu-malu untuk menjadi pihak yang dominan.

Mereka berdua terlarut dalam hasrat. Kala merasakan tubuhnya terdorong ke dinding, dengan sebuah tangan besar yang menahan belakang kepalanya.

"I want you," desah Reiga dengan napas yang memberat. Tangannya aktif menyentuh dan meremas tubuh Kala sana-sini. Lidah dan bibirnya kini sibuk mengeksplorasi leher jenjang Kala, membuat wanita di dalam kungkungannya itu menggeliat dan mendesah.

"Aku nggak mau kalau di posisi ini, nggak enak," ucap Kala susah payah saat tangan Reiga meremas bokongnya dan semakin menghimpit tubuhnya ke tembok.

Reiga tertawa di sela-sela menggigiti leher Kala dengan gemas.

Laki-laki itu sedikit memundurkan badan untuk menatap wajah Kala yang sudah memerah. Campuran antara malu dan panas karena hasrat. "Bukan nggak enak, tapi kamu takut ambruk karena nggak kuat waktu mau orgasme. Iya kan?"

"Itu salah satunya," jawab Kala tanpa menyangkal walaupun dalam hati ia merutuk. Baru dicium saja kakinya sudah seperti jeli. Apalagi bercinta sambil berdiri, menyiksa diri sekali. Well, mereka berdua memang sudah pernah melakukannya di posisi itu. Tetapi hanya satu kali karena setelah itu Kala tidak pernah mau lagi.

"Di mana aja selain berdiri mau, kan? Aku pengen coba di meja dapur," kata Reiga dengan mengedipkan sebelah mata. Dasar om-om genit!

Saat berada di ruang pengadilan, dia begitu dingin dan tak tersentuh. Tetapi saat hanya berduaan dengan Kala sifatnya berubah sebaliknya. Begitu pula saat berhadapan dengan Ibu atau teman-temannya. Reiga mudah menyesuaikan diri sesuai keadaan dan semua yang dia tunjukkan selalu tulus.

WALKING DISASTERWhere stories live. Discover now