Subject 6

7.3K 856 297
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak vote dan komentar yang banyak^^ I'll love it.

Silakan ditandai kalau ada  typo🙏

Selamat membaca!!

-------------------------------------------------------------

From: reigalucas@gmail.com
To: maulvikala@gmail.com
Subject: happy graduation
Date: 16 Juli 2014, 02.37 p.m

Bulan September nanti One Ok Rock ada konser di Yokohama. Mau nonton? Buat merayakan kelulusan kamu. Kabarin ya kalau mau. Nanti aku yang akan minta izin ke orang tua kamu.

R

-------------------------------------------------------------


Sudah lebih dari sepuluh menit Kala berdiri di pintu kamar Reiga yang terkunci dari dalam. Tatapan matanya tertuju pada pintu kayu cokelat itu tetapi pikirannya melayang jauh pada hal-hal yang membuat Kala memilih untuk melepaskan laki-laki yang sangat ia cintai itu.

Bohong kalau ia sudah bosan. Bohong kalau cintanya pada Reiga sudah habis. Rasa itu justru selalu membesar setiap waktu hingga membuat Kala tercekik oleh rasa bersalah saat melihat mata Reiga memancarkan rasa cinta yang juga sama besarnya.

Menyakitkan sekali saat harus melepas Reiga tetapi akan lebih mengerikan kalau ia bertahan dengan laki-laki itu dan menempatkannya dalam bahaya. Kala tidak sanggup membayangkan akan tiba waktu di mana Reiga akan mempertaruhkan banyak hal kalau mereka berdua masih bersama. Kala tidak ingin Reiga terluka dan satu-satunya cara adalah dengan menjauhkan Rega dari dirinya.

Melihat kemarahan di mata Reiga rasanya juga begitu menohok hati tetapi lebih baik memang begitu. Dibenci oleh Reiga bukan hal yang ia inginkan, tetapi keberadaan laki-laki itu dalam keadaan baik-baik saja tentu menjadi pilihan yang paling aman sekarang.

Genangan air mata itu mengalir di pipi Kala di tengah keheningan malam. Tidak akan ada lagi hari-hari yang tenang karena semua sudah dicerabut paksa darinya oleh seseorang. Seseorang yang ia benci setengah mati. Seseorang yang sudah menghancurkan dirinya luar dalam hingga hampir mati rasa. Seseorang yang begitu ingin ia dengar kabar kematiannya.

"Aku sayang sama kamu, Reiga," lirihnya kemudian masuk ke kamar tamu saat sudah tidak bisa lagi untuk menahan isakan lebih lama.

Memori kebersamaannya dengan Reiga selama empat tahun merangsek masuk memenuhi kepalanya. Kenangan-kenangan manis saat awal mulai dekat hingga akhirnya terikat dalam sebuah pertunangan itu seharusnya menjadi ingatan yang membahagiakan, tetapi semua itu berakhir menjadi memori yang menyakitkan untuk diingat. Karena tidak akan pernah ada lagi saat-saat untuk mengukir kenangan baru. Tidak akan ada lagi.

"Aku sayang sama kamu, Rei. Aku sayang...." Entah berapa banyak kata sayang yang sudah terucap dari bibir Kala. Kalimat itu seperti mantra yang paling ampuh untuk membuat hatinya tenang, tetapi itu dulu. Sekarang hatinya seperti tercabik saat Kala berkali-kali mengucapkan kata-kata itu.

Bagaimana ia akan melewati hari setelah ini, Kala tidak tahu. Rasanya mustahil untuk menjalani keseharian tanpa Reiga. Ia sudah berlatih beberapa minggu terakhir ini dengan menghindari Reiga dan rasanya sangat tidak menyenangkan.

Air matanya sudah berhenti sejak beberapa saat yang lalu, tetapi kondisi hatinya tidak membaik. Tidak akan pernah membaik.

***

WALKING DISASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang