Subject 3

8.2K 1K 338
                                    

Tinggalkan jejak vote dan komen biar aku semangat update^^

--------------------------------------------------------------------

From: maulvikala@gmail.com
To: reigalucas@gmail.com
Subject: I'm sorry
Date: 6 Feb 2018, 12.31 p.m

Aku nggak akan menghindar, tapi aku nggak bisa sekarang. Aku lagi dinas ke luar kota. Kita bicara minggu depan. So sorry..

K

--------------------------------------------------------------------

Reiga dan Kala memang sudah bertunangan sejak tahun lalu. Bukan keinginan mereka berdua sebenarnya. Itu terjadi karena ibunya Reiga yang tiba-tiba datang dari Semarang dan memergoki seorang perempuanㅡyang tidak lain adalah Kalaㅡtidur di atas kasur yang sama dengan anak laki-lakinya.

Ibu dan Bapak memang tahu kalau Reiga sudah punya kekasih. Kala juga beberapa kali berbicang melalu telepo dengan Ibu dan Bapak. Tetapi tentu mereka tidak pernah menyangka anak laki-laki yang selalu paling dibanggakan itu ternyata berkelakuan tidak benar di luar sana. Ibu adalah orang Jawa yang masih kolot yang menganggap hal-hal seperti iniㅡtidur dengan seseorang yang belum sah secara agama dan hukumㅡmasih sangat tabu.

Ibu sangat kecewa dan marah besar. Pagi itu mereka berdua langsung di sidang di ruang tamu.

"Dia yang sering kamu ceritakan ke Ibu?" tanya Ibu dengan ekspresi kecewa begitu besar, membuat lubang di dada Reiga membesar karena rasa bersalah.

"Namanya Kala, Bu. Kan udah sering teleponan sama Ibu," jawab Reiga dengan tenang.

Ibu menatap Reiga dan Kala dengan berbagai emosi berkelibat di mata.

"Astaghfirullahal'adzim," ucap Ibu berkali-kali sambil mengelus dada. "Ibu nggak pernah mengajarkan kamu untuk menjadi laki-laki yang tidak beradab seperti ini, Bang. Perempuan diciptakan untuk dijaga. Bukan dirusak!" teriak Ibu sambil menangis dan memukul bahu anaknya. "Mau ditaruh di mana muka Ibu dan Bapak kalau bertemu dengan orang tuanya Kala nanti?"

"Saya salah, Bu. Maafkan saya," ucap Kala sambil menunduk.

"Kamu sudah sering menginap di sini, Nduk?" tanya Ibu sambil menurunkan nada suaranya yang tadi sempat meninggi.

Kala semakin menunduk saat mendengar Ibu memanggilnya 'Nduk'. Tidak terdengar menghakimi tetapi justru itu yang semakin membuat Kala tidak berkutik.

"Jawab dengan jujur. Jangan coba-coba berbohong sama Ibu. Reiga sering menyuruh kamu menginap di sini?" tanya Ibu lagi dengan nada yang agak keras. Walaupum begitu, tetap tidak sekeras saat berbicara dengan Reiga.

"Ibu, jangan marah sama Kala. Aku yang minta dia nginap di sini," bujuk Reiga sambil menggenggam tangan ibunya untuk sedikit menyalurkan kehangatan, kepada wanita yang sudah melahirkan dan merawatnya hingga bisa tumbuh menjadi dirinya yang sekarang ini. Reiga menatap mata ibunya dengan tatapan memohon, agar tidak menghakimi Kala.

Ibu kembali mengelus dada beberapa kali dan mengalihkan tatapan ke mana saja asal tidak ke kedua manusia yang membuatnya darah tinggi. "Kalian berdua menikah saja kalau begitu. Mumpung Ibu di sini, sekalian saja bertemu orang tuamu. Besok biar Bapak nyusul ke sini," katanya dengan tegas.

"Bu...," protes keduanya bersamaan.

"Jangan membantah! Kalian berdua itu sudah dewasa. Seharusnya bisa berpikir lebih bijak. Ibu juga pernah muda seperti kalian. Berduaan dengan lawan jenis itu berbahaya. Banyak setan yang pasti menganggu kalian. Bohong kalau kalian berdua nggak pernah ngapa-ngapain. Ibu bahkan sampai nggak kuasa mengucapkannya."

WALKING DISASTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang