Subject 4

8.2K 963 399
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak vote dan komen^^

------------------------------------------------------------------

From: maulvikala@gmail.com
To: reigalucas@gmail.com
Subject: let's have a date
Date: 7 Januari 2014, 04.31 p.m

Halo, Reiga.

Sepertinya tebakan saya benar. Sudah hampir satu bulan kita nggak lagi ketemu secara kebetulan. Tuhan sengaja kasih saya keberanian untuk minta alamat email kamu waktu itu. Maaf kalau saya terkesan rude dan maksa. Saya cuma terlalu tertarik sama kamu sejak pertama kali lihat kamu dan teman kamu di lobby pengadilan sore itu.

So, kalau kamu punya waktu luang, mau hangout sama saya? Buat kenalan lebih jauh. As a friend, maybe? Saya bukan penjahat, kok. Kamu boleh sebut saya agresif atau apapun itu karena ngajak laki-laki kencan duluan. Saya bersikap begitu karena benar-benar tertarik sama kamu.

Tolong dipertimbangkan, please! Seandainya kamu nggak tertarik, balas baik-baik ya I'm begging you. Jangan langsung report as spam. I'm waiting for the good news^^

Thank you.

Regards

K

----------------------------------------------------------------


Flashback...

Kala mendekatkan kipas angin kecil ke dekat lehernya yang begitu panas dan berkeringat sambil meneguk air mineral dingin dari botol plastik bening yang berukuran 600 ml sampai tersisa setengah. Ia baru saja selesai menemani Erika sidang. Minggu lalu temannya kena tilang karena menerobos lampu merah dan lupa tidak membawa surat lengkapㅡdompetnya tertinggal di rumahㅡkarena sedang terburu-buru untuk interview.

"Gila, panas banget kayak di neraka!" keluh Kala entah yang sudah ke berapa kalinya. Erika lama sekali di toiletnya.

"Kalau mau yang dingin-dingin gimana kalau jalan sama saya? Saya bisa menyejukkan suasana lho," ucap seorang laki-laki dengan setelan necisㅡmengenakan kemeja putih bergaris vertikal tipis-tipis berwarna biru yang di masukkan ke dalam celana kain berwarna hitam, sepatu pantofel mengkilat, rambut tersisir rapi, dan juga jam tangan mahal yang menyembul di balik lengan baju di pergelangan tangan.

Kala hampir tersedak. Ia tengok kanan kiri sebelum menunjuk dadanya dan berkata, "Mas ngomong sama saya?"

"Memangnya di sini ada yang kepanasan kayak di neraka selain kamu?" tanyanya dengan nada jenaka terselip di dalam suaranya.

Dasar orang gila, batin Kala.

Di tempat hakim menjatuhkan eksekusi pun ternyata masih ada yang berani-beraninya flirting secara terang-terangan yang mana seharusnya bisa dipidanakan sebagai perbuatan tidak menyenangkan terhadap orang asing.

"Sena, please behave!" seru seorang laki-laki dengan penampilan yang tidak jauh berbeda dengan laki-laki tengil berrnama Sena itu, yang barusan menggoda Kala.

Kala terpaku sejenak. Menilai laki-laki itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Auranya sangat berbeda dengan laki-laki yang dipanggilnya Sena. Sekilas, laki-laki bertubuh tegap yang sedang berjalan mendekat ke arah Kala itu tampak begitu dingin dan garang. Tetapi menarik dan enak dipandang.

"Ayo, langsung balik aja. Udah dicari Pak Bari." Suara seark-serak basah milik laki-laki itu terdengar merdu di telinga Kala.

"Balik ke kantor lagi? Makan dulu gimana? Gile gue laper ini."

WALKING DISASTERKde žijí příběhy. Začni objevovat