Subject 41

5.5K 347 23
                                    

Haaai, semuaaa! Spesial hari kemerdekaan Indonesia (walaupun telat sehari) aku upload bab ini gratis di karyakarsa dan bisa juga dibaca di wattpad langsung  yaaa😁

Dan sayangnya... bab 41 ini juga jadi bab terakhir kisah Reiga dan Kala yang udah hampir dua tahun aku tulis. Maaf ya karena nggak jadi sampai bab 45 karena cerita ini tuh udah panjang banget hampir 100ribu kata totalnya.

Banyak sekali kekurangan dalam cerita ini yang masih aku coba perbaiki sedikit demi sedikit, semoga nanti aku bisa suguhkan lagi cerita ini dalam versi yang sudah lebih baik🙏🏻

Terima kasih untuk kalian semua yang udah dukung dan tetap nunggu update-an cerita ini walaupun aku sering menghilang lama😂

Sampai bertemu di ceritaku selanjutnya yaaa💙💙💙

Happy reading~~~~

***

Beberapa hari sebelum sidang terakhir kasus yang menjerat Farengga....

Wayan Susilo benar-benar kecolongan. Mungkin dirinya tak menyangka kalau Reiga Lucas yang hanya seorang jaksa yang ia kira tak punya relasi itu bisa membuat media berpihak padanya.

Wayan sudah akan memberikan pelajaran kecil kepada anak kurang ajar yang memporak-porandakan keluarganya, rencananya sudah sangat matang. Ia berniat menjebak Reiga dalam sebuah kecelakaan tunggal. Namun, dalam praktiknya, apa pun bisa terjadi. Anak buah Wayan Susilo berkata bahwa ada yang menjaga Reiga. Sehingga dia tak tersentuh.

"Saya sempat melacak pergerakan Reiga Lucas selama beberapa minggu terakhir. Dia sempat diundang Surya Adiprana ke pembukaan salah satu cabang perusahaannya beberapa bulan yang lalu."

Tentu Wayan tahu siapa Surya Adiprana. Mereka sama-sama dari kalangan atas sekaligus pebisnis yang meski tak bersinggungan secara langsung selalu ada kesempatan-kesempatan yang mempertemukan mereka.

"Bagaimana bisa Reiga Lucas dan Surya Adiprana saling mengenal?" Wayan Susilo geram. Baru kali ini ia gagal melenyapkan seseorang yang mengganggu jalannya.

"Ada salah satu kasus yang menyeret perusahaan cabang milik Adiprana, dan saat itu Reiga Lucas menjadi jaksa yang bertanggung jawab atas kasus tersebut."

Wayan Susilo berdecak. "Balas budi rupanya."

"Sekarang mau bagaimana, Pak? Tuan Farengga sudah terpojok dan akan sulit membebaskannya, begitu juga Tuan Alwin. Kalau begini terus, Bapak juga—"

"Mereka berdua sudah terlanjur jatuh ke lubang, kita tutup saja sekalian," tukas Wayan dengan tanpa ekspresi.

Tatapan Geri membulat. Tidak menyangka Wayan Susilo memilih jalan itu. "Maksud Bapak?"

"Alwin si bodoh itu, biarkan saja dia di penjara. Tidak ada yang bisa diharapkan dari dia. Tiga sampai lima tahun penjara bukan apa-apa. Lebih aman membiarkan Alwin dan juga Farengga tinggal di penjara sebentar."

"Tapi—"

Wayan Susilo mengangkat tangan. Membuat Geri terdiam.

"Situasi sedang tidak bagus. Saya tidak mau mengambil risiko dengan mengorbankan bisnis hanya untuk menyelamatkan satu manusia tak berguna. Kita sudah salah pilih lawan, dan terlalu santai. Kalau saya lihat-lihat, Reiga Lucas ini bernyali juga."

Geri tak punya bantahan. "Ya. Dia membalikkan keadaan dengan sengaja mundur dari kasus Farengga, menyerahkannya ke jaksa lain karena sudah memegang saksi kunci yang akan menghancurkan Farengga."

WALKING DISASTERWhere stories live. Discover now