[ SEANTERO - 11 ]

10.7K 2.3K 707
                                    

Udah rindu Tero belom?

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Udah rindu Tero belom?

SPAM TERO DULU YUK😎😎

Apakah sanggup tembus 1k vote 1k komen?

.
.

HAPPY READING😎😎
.
.

CHAPTER 11 - MALU-MALUIN

NORMAL POV



“Misi! Misi! Tukang sedot wc mau lewat!”

Teriakan Alan menggelegar, nyaris terdengar satu lantai gedung Setia Husada. Seantero yang berdiri di belakangnya cuma bisa berserah diri. Teman yang menghibur di kala sedih nyatanya sekedar bualan semata. Boro-boro dihibur Alan, A dan Banyu. Ketiga cowok itu malah sengaja menunggu di depan gerbang pula memegang kertas bertuliskan buka jasa sedot wc.

Seantero bukannya mau merendahkan pekerjaan itu. Hanya saja, apakah di mata para antek-anteknya ia semiris itu?

“BISA DIAM NGGAK SI-ALAN-BRENGSEK?!”

“Lagian, lo, sih, banyak gaya minta nomer Voila segala. Temen bukan, anak basket bukan, seangkatan bukan. Lo siapa?”

“Gue calon suaminya, mau apa, lo, hah!”

“Mau, dong, dibersiin klosetnya,” tambah A.

“DIAM LO SEMUA! Gue nangis, nih!” ancam Seantero.

Suasana koridor yang tadinya sibuk memperhatikan interaksi Alan, A, dan Seantero mendadak berpindah fokus pada Alven yang melangkah menyusuri lorong koridor. Cowok sejuta pesona tersebut mengubah gaya rambutnya dari mode klimis ke undercut style yang memang sedang trendi di kalangan para cowok. Hal itu semakin menambah daya jual tampang Alven yang sudah sangat menggiurkan sejak awal kemunculannya.

“Yeu, anjir,” umpat Seantero, “Alven kenapa lagi, ya Tuhan.”

“Kenapa apanya?” tanya Alan bingung atas kalimat Seantero.

“Dia kenapa ganti model rambut?!” protes Seantero.

“Ya, dia ganti kenapa lo yang sewot?” selidik A.

“Lo semua nggak ngerti!” bentak Seantero tiba-tiba.

A, Alan dan Banyu yang berjalan mengiringi Seantero berhenti lalu saling memandang. Selain susah memahami wanita, Seantero adalah makhluk yang paling tidak jelas di mana mereka bertiga harus menerjemahkan rajukan cowok itu.

Terpaksa ketiga pemuda tersebut mengekori Seantero memasuki ruang kelas tanpa melanjutkan percakapan sama sekali. Begitu terus sampai bel istirahat berdering.


****


Seantero memasang earphone di kedua kupingnya. Memutar musik dari idola kesayangannya. Bibirnya bersenandung bernyanyi sesuai nada lagu Ice Cream Cake oleh RedVelvet. Mines di bidang intelektual, Seantero hanya punya satu kemampuan yang menjadi satu-satunya harapan kedua orangtuanya bangga. Suara emas Seantero, sayang setiap diberi kesempatan mewakili sekolah. Seantero sering mangkir karena menderita demam panggung. Lagi-lagi— harapannya untuk bersinar harus redup.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Onde histórias criam vida. Descubra agora