[ SEANTERO : 05 ]

16.7K 3.2K 1K
                                    

SPAM TERO HERE 👉

~ HAPPY READING ~

CHAPTER 05 - OVERTHINKING




Hidup itu berjalan seperti apa yang dikhawatirkan, bukan apa yang direncanakan. Itu yang Seantero pahami di sepanjang jalan hidupnya. Ia selalu mengkhawatirkan segala kemungkinan terburuk dan berakhir menjadi kenyataan.

Seperti sekarang misalnya. Ia kena tilang.

Motor matic jagoannya itu sudah terparkir di bahu jalan, bersama dirinya yang menatap kendaraan berlalu-lalang.

“Pak, angkot nggak ada yang lewat, apa nggak ada keringanan buat saya, Pak?”

Setelah kemarin gagal melancarkan aksi mendaftar eskul basket. Seantero berencana pagi ini sebelum ia bertemu Voila, ia sudah berada di daftar siswa yang masuk ke eskul basket. Sayang seribu sayang, ia malah apes ketemu polisi jaga di penghujung jalan.

Ia tidak memiliki surat izin mengemudi dan motornya disita polisi. Menelepon papanya pasti Seantero yang akan kena amuk. Menghubungi Prawira, kakaknya pasti akan melapor, ujung-ujungnya sama saja. Sama-sama dihapus dari kartu keluarga.

Tiga kurcaci pengikutnya sudah ada di sekolah, tidak akan diijinkan untuk meninggalkan area sekolah. Mau naik ojek, uang jajan Seantero tidak cukup. Masalahnya, daftar eskul basket harus membayar agar bisa dibuatkan jersey, itu tidak ditanggung pihak sekolah.

Saldo gojeknya sisa dua puluh ribu, padahal jarak ke sekolahnya masih jauh.

“Pak, apa nggak ada jasa anter ke sekolah gratis?”

“Kamu telepon aja orang tua kamu.”

“Ah, iya, Pak.”

Nyali Seantero menciut, tadinya mau sok jagoan lawan Pak Polisi. Serem, kenapa di film orang-orang bisa santai mengobrol bersama bapak-bapak 'Meluncur 86'?

Selagi meratapi nasibnya, bapak-bapak 'Meluncur 86' menepuk pundak Seantero. Seantero mendongak, menatap polisi tersebut. Raut wajahnya memasang ekspresi penuh tanya.

“Dia temen kamu, 'kan? Lambang seragamnya sama.”

Seantero gatal ingin berteriak, 'IYALAH SAMA NAMANYA JUGA HARI SABTU, WAJIB PAKAI SERAGAM PRAMUKA'.

Pakpol ini kerjaan sampingnya komedian stand-up komedi pasti. Dari tadi melawak terus. Bukan komedian, yakni dukun. Seantero mengenakan hoodie. Hebat betul bapak-bapak Meluncur 86 menebak pakaian mereka sama.

Impresife!

“Berangkat bareng dia aja, dia punya SIM. Kamu nggak.”

“Pak, nggak usah diperjelas gitu, dong,” protes Seantero.

Cewek itu mengambil surat-surat lengkap yang ia serahkan kepada Polisi sebelumnya. Kenapa perasaan Seantero tidak enak, ya? Aneh. Saat cewek itu menaikan kaca helm, terjawab sudah alasan mengapa Seantero merasa tak asing pada postur tubuhnya.

Seantero pikir cuma di tv saja pertemuan secara tidak sengaja. Di dunia nyata juga ada. Ia membatu melihat Voila yang memandang dirinya dalam jarak satu meter.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now