[ SEANTERO : 03 ]

26K 4.5K 2.1K
                                    

SPAM TERO HERE👉👉


~ HAPPY READING ~

CHAPTER 03 - SALAH NGOMONG!


"A, maju ke depan."

Hal yang paling A benci di dunia ini adalah namanya sendiri. Sungguh, di manapun dirinya sejak SD sampai sekarang duduk di bangku SMA nama A selalu berada di jajaran paling atas daftar hadir guru. Mau tahu apa risikonya?

IA SELALU MENJADI ORANG PERTAMA YANG DIPANGGIL GURU.

Menghapal materi, pembagian kelompok, tugas tersulit, dan lainnya. Serasa ia memikul seluruh beban menjadi siswa. Katanya sewaktu masih bayi dulu nama A bukan A tetapi nama yang lebih baik dari itu. Semenjak ia sering demam dan sakit-sakitan, kata neneknya nama yang diberikan itu sumber masalah. Hingga, sanak keluarga besar A menetapkan namanya sebagai A.

Keterbalikan dengan seorang Seantero Putra Langit, setidaknya nama itu selalu berada di bawah datfar hadir guru-guru. Ia bahkan selalu mendapat rejeki baik. Seperti, ketika namanya disebut, bel sudah berdering lalu hapalannya ditunda sampai pertemuan selanjutnya. Sungguh beruntung. Keseringan menunda, akhirnya daya wawasan Seantero turut menurun.

"Gue punya kata-kata mutiara, nih," ujar Seantero.

"Anjing, babi, monyet, fucek, brengsek," sahut Alan.

"Nyet, itu kata-kaya kotor bukan kata-kata mutiara. Maksud gue tuh kata motivasi."

"Lo-nya nggak jelas."

"Ya gimana otak lo yang mikir jelek deluan."

"Itu karena lo yang kurang rinci."

"Lo nggak capek ajak gue debat?"

"Nggak."

"Neomo doggy."

Seantero menarik napasnya. Kalau tidak ada guru yang tengah menerangkan pelajaran di depan sana. Ia sudah mencekik Alano sejak tadi.

"Tetaplah sekolah walaupun bego," cetus Seantero.

"Biar dapet ijazah?"

"Nggak, soalnya crush gue ada di sekolah."

"Ikut goblok gue ngomong sama bulol."

"Yang bikin lo goblok mah kebanyakan baca wattpad."

"Inget ye, Nyet. Baca wattpad gini intelek gue lebih dari pada fanboy Yeri macem lo."

"Cowok kok baca wattpad, cowok tuh gamers."

"Hobby lo emangnya normal, sat?"

"Seantero, Alano kalian mau debat sampai kapan?"

Seantero dan Alan refleks menengok ke arah Bu Yuni, guru Bahasa Inggris. Untungnya, Bu Yuni termasuk guru baik hati yang tidak sering menghukum siswa yang berisik seperti Seantero dan Alan. Kebanyakan cuma menegur sekali, terus tidak dilanjutkan ke tahap lebih tinggi.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now