[ SEANTERO - 39 ]

6.3K 1.8K 3.2K
                                    

Selamat! Kamu betah membaca sampai sini🗿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selamat! Kamu betah membaca sampai sini🗿

Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 39 - APA?

NORMAL POV






“HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!”

Seantero tertawa kencang di sepanjang perjalanan menuju kantin. Ia banyak mengundang tanya siswa dan siswi yang sedang nangkring di koridor kelas SMA Setia Husada. Mereka memang tak terlalu ambil pusing kalau Seantero bertingkah semberono. Tetapi, cowok itu menarik perhatian, sebab senyumnya sangat lebar, ia bahkan melompat-lompat seraya berlari seolah mendapat jackpot uang tunai milyaran rupiah.

“SiAlan! A! Nyuuu!!” panggil Seantero bersemangat.

“Formasi jaga diri nomer 40!” teriak Alan memberi aba-aba.

A, Banyu dan Alan berpencar. Mereka memisah diri begitu mendengar teriakan Seantero. Masing-masing di antara mereka mencari kegiatan untuk menyibukkan diri. Alan menghapus papan tulis, Banyu pura-pura tidur dan A yang sibuk bergabung obrolan bersama si ketua dan wakil ketua kelas.

“Alan!” panggil Seantero. “Lan, ternyata Voila manfaatin gue, Lan. Biar dia bisa bikin Alven cemburu!”

Satu kelas yang turut mendengar mendadak menatap Seantero dengan nanar. Mereka tanpa sadar mengiba, kasian kepada Seantero diperlakukan seperti itu oleh orang lain. Tak terkecuali Banyu, cowok itu langsung berdiri hendak keluar kelas untuk menuntut penjelasan dari Voila.

“Nyu, lo mau kemana? A, kok lo emosi, gitu? Lan, respon gue ngapa,” ujar Seantero menyebut kawannya satu persatu.

“Lo pura-pura seneng apa gimana, sih, Yo?” tanya Alan tidak mengerti.

Seantero itu polos menyerempet bodoh. Tetapi, yang selalu mereka waspadai adalah ekspresi Seantero yang suka menipu lawan. Ia seperti bunglon, pandai menyamar demi menutupi suasana hati yang sesungguhnya. Mana karena terlalu pintar tertawa, susah melihat perbedaan spesifik dari Seantero.

“Gue seneng banget, anjir!” pekik Seantero.

“Teyo, lo itu dimanfaatkan, kok seneng, sih?” dongkol A.

Banyu sudah ancang-ancang mau melempar buku. Siapa tahu, Seantero kerasukan setan sampai salah memasang mimik wajah.

“Bayangin, aja, gue jadi anak bapak emak gue macam nggak bermanfaat gegara kurang pinter. Terus dalam team, gue beban, doang. Sedangkan, si Voila malah mau memanfaatkan gue!”

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now