[ SEANTERO - 32 ]

5.7K 1.7K 2.7K
                                    

Jangan capek sama notif Teyo ya😭✋

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan capek sama notif Teyo ya😭✋

.
.


Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 32 - BINGUNG?

NORMAL POV




“Boleh, beneran dua kali, ya?”

Voila berpikir tak masalah membiarkan Seantero menyentuh rambutnya. Lagipula, cowok itu tak berniat macam-macam, bukan? Lagi-lagi, Voila dibuat tertegun akan ekspresi Seantero. Raut muka Seantero seolah telah memenangkan lotre bernilai jutaan rupiah.

Seantero mengulurkan tangan kanannya, begitu telapak tangan Seantero menyentuh puncak kepala Voila. Tangan seseorang dengan jam rolex yang melingkar di pergelangan mencegat lengan Seantero. Seantero mendongak, melihat Alven yang menyorot dirinya tajam.

Grep!

“Argh!”

Seantero mengerang, ia berusaha melepaskan tangan Alven yang mencengkram dirinya. Setelah berhasil, jejak merah di tangan putih Seantero sudah cukup dijadikan bukti bahwa Alven tak bercanda, dan Seantero tak berlebihan. Rasanya memang nyeri.

“Don't even dare to touch her,” desis Alven.

Seantero melempar senyum tipis. “Maaf, maaf, gue udah ijin, kok. Yaudah, emang nggak sopan, sih, megang kepala cewek.” Seantero memindahkan bekal kotak buah ke arah Alven. “Lo mau buah?” tawarnya kepada Alven.

“Voi, pulang nanti bareng gue?”

Bukannya menanggapi Seantero, Alven justru menghiraukan tawaran Seantero dan fokus ke Voila. Voila memandang Alven, ia menggeleng.

Sorry, I can't, Ven. Gue udah buat janji mau bareng Kak Tero.”

Rahang Alven mengeras. Seantero bisa mengenali mimik tersebut, tetapi sisi lain Seantero senang karena Voila mengingat janji mereka. Bisakah sekali ini saja Seantero mementingkan dirinya? Ia ingin menghabiskan waktu bersama Voila saat pulang sekolah.

“Voila, lo tau lo enggak bisa gini, 'kan?” tutur Alven. Cowok itu menunduk menyamakan tingginya dengan Voila yang duduk. “Ya, sayang, ya?”

“Alven, gue nggak suka dipanggil sayang,” tegur Voila.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now