[SEANTERO - 43 ]

6.4K 1.9K 3.2K
                                    

Komen emoji andalan kamu sebelum mulai baca👌

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Komen emoji andalan kamu sebelum mulai baca👌

Buna first — 🗿🗿🗿🗿

Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 43 - SOLUSI

NORMAL POV









Seantero membasuh wajah dengan air yang mengalir dari westafel. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Bibir cowok itu terangkat membentuk senyum. Percobaan pertama kali gagal, ia menunduk, lalu kembali membasuh wajahnya berulang kali dengan kasar.

Seantero harus tersenyum, Seantero harus berdiri kokoh. Percobaan kedua, ketiga bahkan terhitung belasan kali. Cowok itu masih tak berhasil. Berat, bibirnya kaku, iris matanya sendu dan aura mukanya yang muram itu terlalu terang untuk ditutupi oleh topeng.

Seantero perlu membuktikan diri kepada papa dan mama. Ia merasa kala terlihat menyerah, ia turut larut dan percaya Maya tak bisa diselamatkan. Seantero kacau, kepala laki-laki itu seakan hendak pecah.

"Mami ...."

"Mami ...."

"Mami .... jangan tinggalin Tero."

Seantero menarik napas, jujur ia merasa tubuhnya nyaris tumbang. Sendi-sendi pemuda itu melemah, tak kuat menopang bobot dirinya. Berjalan gontai keluar dari toilet. Seantero menyusuri lorong koridor rumah sakit.

Seantero mematung di tengah jalan. Ia melihat sekeliling yang nampak tak jauh berbeda. Sebentar, ia celingak celinguk mencari sesuatu.

"Lah .... tadi gue lewat mana?"

Ada terlalu banyak persimpangan, papan nama di lorong itu juga tak ada pertanda menuju bangsal V.I.P. Seantero memegang pelipisnya. Ia perlu melangkah ke arah mana? Kiri? Kanan? Lurus?

Seantero mendadak merasa horor sendiri. Untung, di sini masih ada para tenaga medis dan pasien yang berlalu lalang. Ia mendekati seorang suster, sebelumnya ia sudah memastikan kaki dokter tersebut menapaki lantai.

"Bu Suster," sapa Seantero.

"Iya, Dek?"

"Maaf, ya, permisi. Minta tolong nanya, Kalau mau ke bangsal V.I.P lewat jalan yang mana?"

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now