[ SEANTERO - 48 ]

7.1K 1.9K 2.8K
                                    

Abis Jendral UP sebutannya apa ya? 😭😭

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Abis Jendral UP sebutannya apa ya? 😭😭

Udah 5 kali masa😭😭

.

.

Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 48 - SICK SOUL

NORMAL POV

"Assalamualaikum, Mami!"

Seantero mengucapkan salam tepat setelah ia masuk ke ruangan Maya. Papa dan abangnya tengah mengurus berkas ke admitrasi rumah sakit. Seantero menguatkan diri menemui Maya sehari sebelum ia menjalani operasi.

Ia menelan saliva. "Mami .... Tero baru berani dateng, mental kerupuk Tero udah meleyot."

Cowok tersebut menggeser kursi hingga merapat ke ranjang tempat Maya terlelap dengan berbagai jenis peralatan medis yang menopang hidupnya.

"Mami, kapan senyum lagi? Tero kangen, Mi."

Seantero duduk, ia mengulurkan tangan memainkan helaian rambut Maya.

"Ternyata Allah nggak salah nitipin Tero ke Mami. Tero beruntung milikin Mami. Apa Mami juga ngerasa gitu? Ya, 'kan, Mi?"

Seantero menunduk, ia menyenderkan dahinya ke pinggiran besi ranjang. Menyembunyikan wajah dari Maya. Ia perlahan terisak, tangan pemuda tersebut mengusap punggung tangan Maya.

"Tero mau ngomong banyak, cuman leher Tero kayak tercekik gitu. Andai kemarin Tero tau Mami sakit- Tero pasti dateng lebih cepet, biar Tero masih ada kesempatan liat senyumnya Mami."

Seantero menengadah. Maniknya dipenuhi genangan air mata. Seantero tidak tahan menyaksikan Maya terbaring seperti ini. Napasnya sesak, dadanya terhimpit kuat. Hal yang membuatnya bisa tetap bernapas adalah membiarkan tangisnya tumpah.

"Tero udah bilang nggak mau nangis. Maaf, Mi."

Seantero memejamkan mata, mencoba mengingat-ngingat sesuatu yang hendak ia sampaikan kepada Maya.

"Oh, iya. Mami— Mami! Tero udah tau, gini ...." Seantero semakin mendekat, ia berbisik. "Mami, Tero nggak tau Tero bakalan ke mana. Kalau semisal Tero nggak bangun lagi nanti, terus Tero di tempatin di tempat yang bagus di atas sana— Tero bakalan nyiapin istana megah buat nungguin Mami."

TARGET BUCIN [LENGKAP]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt