[ SEANTERO - 10 ]

11.5K 2.4K 1.2K
                                    

KANGEN TERO NGGAK?

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

KANGEN TERO NGGAK?

SPAM TERO HERE✨👀

Tinggalkan Jejak Di Komentar dan Votes👀

.
.

HAPPY READING

.
.

CHAPTER 10 - Oh...
NORMAL POV



Seantero berjalan setengah berlari sembari melompat-lompat. Sesekali ia mengangkat ponselnya. Ia senang bukan main! Voila memberinya nomer telepon. Seantero bahkan meng-screenshot gambar kontak Voila. Menjadikan gambar tersebut sebagai layar walpaper ponselnya.

“Ro, cuci piring.”

Seantero menengok ke arah Prawira. Ia mengangguk tanpa memprotes kala disuruh. Ditambah, Seantero juga tidak meminta Prawira untuk menjemput, tumben sekali.

“Ro, cewek nama Voila, itu, cantik?”

Seantero menjeda langkah bersemangatnya, ia mengernyit. Dari mana Prawira tahu nama Voila?!

“Ngapain sebut nama dia, Bang,” sewot Seantero.

“Lo nulis nama dia di meja belajar lo, Beruk,” sengit Prawira.

“Cantik buanget! Abang siapin diri, ya, Tero mau nikah muda. Ntar Abang mau minta apa bayaran buat langkahin Abang duluan?”

“Heleh,” ledek Prawira sembari memperagakan seseorang yang ingin muntah.

“Iri lo, Bang?”

“Kasih nomer telepon gue, aja, Ro. Cewek idaman lo malah manggil lo adek ipar. Gimana?”

“JANGAN GILA, DONG!” teriak Seantero, ia berdecih, “Gue mau ganti baju abis itu, cuci piring. Makan siang apa, Bang?”

Prawira menguap, “Nggak ada, gue tadi abis mesen ayam geprek. Gue abisin semua. Lo makan nasi sama garem, aja.”

“Bang! Kalau mau bunuh Tero langsung bacok pake piso, nggak gini caranya, Anj—sensor—ing,” protes Seantero.

Sebagai adik yang taat, Seantero tidak mungkin mengumpat di depan kakaknya. Maka dari itu, ia sengaja menyensor kata binatang tersebut.

“Masih ada mie sebungkus, makan, aja.”

“Okay, BangWir! Makasih.”

Seantero melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga. Ia tersenyum lebar sembari bersenandung. Lagu yang ia lantunkan tidak memiliki nada, melainkan asal saja. Ia memasuki kamarnya yang minim furniture.

Seantero tidak jauh berbeda dari remaja seusianya. Meski sesekali kamarnya berantakan, ia juga rajin membersihkan kamarnya sendiri. Ditambah Seantero itu suka segala hal yang simpel. Warna baju didominasi hitam dan putih, hanya coraknya saja yang berbeda sedikit. Itupun kalau keluar rumah, ia mengenakan hoodie.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora