[ SEANTERO - 49 ]

8.5K 2.1K 3.1K
                                    

Buna bisa bilang, ini pertama kalinya Buna bisa UP 6 chapter dalam sehari:")

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Buna bisa bilang, ini pertama kalinya Buna bisa UP 6 chapter dalam sehari:")

What a really balap😭

Kemaleman nggak sih updatenya?

AYO FOLLOW AKUN WP BUNA JUGA YAPS❤👌

Buat yang belom follow😉

Buat hari ini udah dulu ya guis🗿

SIAPKAN YOUR HEART💔

.

.

Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 49 - HE'S PATIENT.

NORMAL POV

“Pak Dokter, mau nanya. Ini pertanyaan terakhir.”

Langit sudah beranjak tiga puluh detik yang lalu. Tetapi, Seantero masih duduk di depan Dokter yang bertugas menyampaikan semua informasi perihal operasi donor hati Seantero.

“Kalau misal Tero nggak bangun lagi, apa organ Tero yang lain bisa disumbangin ke orang lain juga? Kemarin, ada ibu-ibu yang ngomong ke Tero ginjalnya sakit.”

Dokter tersebut sedikit terkejut. “Tergantung persetujuan wali kamu. Kebanyakan keluarga kurang setuju.”

“Ouh, mungkin karena kita cuma dipinjemin organ sama Allah. Jadi, nggak bisa ngasal ngasih, ya.”

“Salah satu alasannya itu.”

Dokter menautkan jari-jari tangan. Ia menatap lurus ke Seantero yang tengah mengenakan seragam pasien.

“Makasih, Dok!” Seantero bangkit. “Cokelatnya gratis buat pasien, 'kan?”

Seantero menunjuk ke toples berisi cokelat koin di meja dokter. Dokter tersebut tersenyum, Seantero mencomotnya dan meninggalkan ruang konsultasi Dokter.

Ia menyimpan cokelat koin itu ke saku. Seantero menelusuri lorong rumah sakit. Cowok itu berdiri di depan ruang inap Maya, tanpa melakukan apa-apa.

“Mamas Teyo!”

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now