[ SEANTERO - 08 ]

12.4K 2.7K 1K
                                    

BALIK LAGI🧡🧡👀

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BALIK LAGI🧡🧡👀

SPAM TERO HERE👉

KOMEN, VOTE DAN FOLLOW SANGAT BERHARGA BAGI WRITER👀👀

.
.

HAPPY READING🧡🧡

.
.

CHAPTER 08 - TIPS
NORMAL POV

Voila mencegat pergelangan Seantero yang sudah bersiap untuk mengambil jurus seribu bayangan. Seantero katanya tidak bisa berolahraga, tetapi belakangan ini kerjaannya malah maraton tiap saat.

“Kak Sean, kenapa selalu lari?” tanya Voila.

Gadis itu mengedipkan kelopak mata. Seantero mematung, sendi-sendinya seolah mati rasa ketika Voila menyentuhnya.

'Pegangan tangan nggak bikin hamil, 'kan?'

'GOBLOK TERO JANGAN NGACO!'

Kebiasaan buruk Seantero kalau panik itu ada dua, pertama lari dan kedua jadi idiot. Seantero menepis kasar genggaman Voila tanpa sadar. Kalau dibiarkan, ia bisa sekarat karena serangan jantung.

“Nganu—”

“Nganu?” ulang Voila.

“Takut lo risih,” kata Seantero, akhirnya berani berkata demikian.

“Risih?”

“Sama gue, kayak waktu lo nurunin gue di tengah jalan.”

“Itu ..., bukannya Kak Sean yang minta?”

Seantero mengernyit pertanda tidak paham, “Kok bisa?”

“Pas ditanya Kakak nggak nyaman? Mau turun di sini, aja? Kakak iyain.”

Senyum lebar di bibir Seantero terbit, petasan imajiner di kepalanya meletus. Oalah cuma salah paham, Bung! Seantero tak bisa menyembunyikan perasaan membuncah di hatinya. Ia terkekeh, menutup bibirnya dengan telapak tangan, Seantero melirik Voila malu-malu.

“Voila! Balik ke lapangan, dipanggil pelatih,” teriak seorang siswi lain.

“Sorry, Kak, ngobrolnya nanti. Mau balik ke lapangan,” pamit Voila.

Seantero manggut-manggut dengan patuh. Begitu Voila melengos pergi. Ia menutup seluruh wajahnya dengan tangan sembari menggelengkan kepala. Bodoamat! Orang mau bilang apa kek, Seantero terlalu senang. Ia melompat seraya memekik.

Voila tidak membencinya, semua hanya salah paham semata. Ia memang tidak berhasil menembak Voila, namun untuk mendekati gadis itu masih ada harapan. Wajah serta telinga Seantero memerah. Ia menyusuri koridor menuju kelasnya, sepanjang perjalanan itu ia tak berhenti menyunggingkan senyum.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now