[ SEANTERO - PENUTUPAN ]

20.2K 2.6K 1.9K
                                    

MAAF YA UDAH BUAT NUNGGU LAMA🧡

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

MAAF YA UDAH BUAT NUNGGU LAMA🧡

Tadinya mau UP bulan depan tapi nggak jadi hahahaha.

KAMU WAJIB BANGET BACA CATATAN BUNA DI BAGIAN BAWAH YA!

PLIS JANGAN DI SKIP ITU PENTING✋

Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER END - PULANG

NORMAL POV


PEMAKAMAN, SELASA 19-JULI-2021

Rintik gerimis hujan menemani para pelayat di sebuah pemakaman. Langit seolah ikut berkabung, sepeninggal sosok yang kini telah terkubur di balik tanah merah yang basah tersebut. Berbagai jenis bunga berwarna-warni menghiasi pesara itu. Untaian do'a bersahutan, menghantarkan kepergian sosok insan pemilik nama di batu nisan.

SEANTERO PUTRA LANGIT
LAHIR : 18 SEPTEMBER 2004
WAFAT : 18 JULI 2021

"Argh!" teriak Prawira menggema.

Langit mencegah Prawira yang bersikeras menggali tanah. Bukan sekali dua kali, ia mencoba kesekian kali untuk menghalangi para penggali menurunkan tubuh adiknya ke dalam lubang tersebut.

"Mami, ini boong, 'kan?" desak Prawira. "Belum apa-apa, Abang udah kangen sama kamu, Yo."

Langit berdiri di sebelah Maya, memayungkan istrinya yang duduk di kursi roda. Maya memandang sendu ke gumpalan tanah tersebut dengan nanar. Sekalipun mereka berusaha ikhlas. Bukan perihal mudah melepas Seantero pergi selamanya.

"Berat bagi kita, Yo," kata Prawira, mewakili isi hati Maya dan Langit."

Maya, Langit dan Prawira tidak bisa tertidur barang sedetik pun. Kehilangan Seantero adalah hantaman keras yang melilit jiwa mereka dalam kalut. Prawira menggeser badan, ia menidurkan kepala ke batu nisan Seantero.

"Abang enggak nyangka. Bener-bener semuanya kayak boongan, Ro. Takdir keji, ya? Nyatuin kita jadi saudara, tapi kamu direnggut paksa duluan."

"Prawira-" potong Maya.

"Mami, bentar, aja. Kali ini tolong, Prawira masih manusia. Prawira enggak setegar Tero. Prawira enggak sekuat Tero ngehadepin masalah. Anak Mami yang satu ini, malah nyalahin Tuhan. Beda dari Tero, Tero masih bersimpuh di depan kiblat pas dia denger Mami sakit. Prawira? Prawira nangis, marahin papi, kesel ke Mami. Wira sadar, segala sesuatu yang bernyawa pasti akan pulang ke yang kuasa. Cuma .... cuma ...."

TARGET BUCIN [LENGKAP]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora