[ SEANTERO - 37 ]

5.9K 1.8K 1.2K
                                    

Makin ke sini Buna makin sayang banget sama Teyo:)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Makin ke sini Buna makin sayang banget sama Teyo:)

Pencet bintang dulu yok sebelum baca❤

Silakan revisi typo🤎

Jangan lupa follow akun wp ini🗿

.
.

SPAM TERO HERE🤎🤎🤎

SPAM VOILA HERE!

CHAPTER 37 - BULOL

NORMAL POV








Seantero menertawai kelopak matanya yang membengkak karena semalam menangis. Untung, hari ini minggu. Hari libur ia tak perlu ke sekolah, Seantero malu kepada diri sendiri. Cuma, kemarin ia tidak bisa menahan sesak yang tertanam di benaknya. Jadi, Seantero menangis hingga ia terlelap, terbangun di pukul 04.00 dini hari.

Astagfirullah, definisi melukai ciptaan terindah Tuhan,” ucap Seantero. “Dahlah, mending gue mandi.”

Setelah mandi, Seantero memakai daily style ciri khasnya. Yakni, kaos oblong hitam dengan tulisan 'HAHAHA, DUA GARIS MERAH' pun celana pendek selutut warna hitam. Ia mengusap leher menggunakan parfum merk Johnson yang dibeli oleh Prawira. Hari ini, Seantero berencana bermain game seharian penuh, mencoba melupakan prahara problematika kehidupan remajanya yang tak pernah beres.

Seantero melempar tubuh ke ranjang. Ia mengangkat ponsel ke atas wajah. Ia menekan aplikasi Mobile Legend. Ia mengaku gamers tetapi ia hanya setia memainkan satu games saja, itupun tak pernah membeli skin, membeli diamond. Mentok kalau dapat skin dari event yang diselenggarakan pihak delevoper game.

Game offline Seantero memang ada tiga, ia hanya memainkan game itu sesekali dalam seminggu. Mau bagaimana lagi, Seantero memang tak memiliki kegiatan intens yang rutin ia lakukan.

“Gue kalau jadi Alven pasti berguna banget bagi Nusa dan Bangsa Indonesia.”

Seantero mengobrol pada dirinya sendiri sambil menekan-nekan layar ponsel.

“Percuma, sih, soalnya dia jadi dia juga tetep nggak bisa bareng Voila.”

Plak!

Seantero menggeplak kepala, menyadarkan diri. Ia tak boleh berpikiran seperti itu! Pemikirannya salah, Seantero harus kembali ke jalan yang lurus. Pusing-pusing begini pasti enak kalau ia bernyanyi. Sudah puluhan purnama juga Seantero tak bermain gitar. Seantero langsung bangun, ia membuka lemari pakaian di mana ia menyembunyikan gitar.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now