[ SEANTERO - 07 ]

14.3K 2.9K 1.1K
                                    

SPAM TERO HERE 🤏🤏

~ HAPPY READING ~

CHAPTER 07 - SALAH GAS

Sudah biasa cowok pengguna hoodie 'Mantap Dua Garis Biru' itu berkelakuan tidak jelas. Jadi, selain pasrah mendengar kalimat Seantero, sebagian dari mereka menyoraki, apalagi fans setia Alven.

Seantero tersenyum lebar, ia mulai memantulkan bola basket. Lalu, melompat seraya melempar bola basket ke ring.

Tidak masuk.

Seantero menggeram, padahal sudah mengikuti cara yang diajarkan Banyu. Kenapa olahraga sangat sulit? Cowok itu mengembuskan napas kasar, menoleh menghadap Voila. Kalau ia gagal, pasti kesempatan Alven mendekat pada Voila meningkat, Seantero mana tega menitipkan jodohnya kepada laki-laki lain!

“Cih, jangan mimpi!”

Tembakan bola kedua, hasilnya sama saja. Tidak berhasil. Malah, bolanya ditangkap oleh Alven. Kesempatannya sudah habis. Seantero melirik Banyu, cowok tersebut menggeleng artinya permainan Seantero benar-benar kacau.

“Satio Karano,” panggil Alven.

Seantero memejamkan mata, ia menyeret kakinya menuju pinggiran lapangan. Nama pendaftar lain dipanggil, ia harus segera pergi dari sana.

“Gue bilang juga apa, lo cuma mempermalukan diri lo doang,” kata Alan.

“Gue nggak ngerti, sebenernya gue itu pemeran utama dalam cerita nggak, sih? Kok nggak ada keajaiban?”

“Keajaiban gimana maksud lo, Ro?”

“Kayak gini, misalnya gue tuh tiba-tiba jago basket. Idup gue gini amat, ” keluh Seantero.

“Ro, pertama—” A mengangkat jari telunjuknya, “Lo bukan pemeran utama. Inget! Kedua—” A mengangkat kedua jarinya membentuk angka dua, “Lo udah dikasih bakat di bidang musik. Jangan maruk setan!”

“Alven gimana? Dia bisa nyanyi, jago main basket, punya skill main bola, mantan atlet takraw, juara dua di kelas, anak orang kaya, bokapnya akrab sama guru. Dia apa nggak kemarukan? Tamak banget, waktu pembagian maruk dia pasti nyolong barisan paling depan!”

Seantero menyuarakan kalimatnya dengan volume suara kencang sampai terdengar ke telinga Alven sendiri.

“Suara lo kecilin, setan! Lo juga waktu pembagian iri dengki baris paling depan. Pencapaian orang lain malah julid,” timpal Alan.

“Lo kenapa ngebelain dia? Lo sebenernya temen temen siapa, sih, Lan?”

“Maaf, Bro, Tero lagi kambuh, dia kena penyakit mati-mati ayam, gue bawa ke uks dulu, ya,” pamit Alan.

A dan Banyu turut beranjak, Seantero mau memprotes atas tuduhan Alan lantas mengurungkan niat setelah melihat Voila yang bahkan tak memerdulikan kondisinya yang panas memikirkan Voila akan berdampingan bersama Alven.

***

Alan menarik Seantero kembali ke kelas. Menghiraukan teman sekelas mereka yang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Seantero duduk di kursinya dengan lemas. Ia menghela napas gusar.

TARGET BUCIN [LENGKAP]Where stories live. Discover now