[Chapter 38] || Complicated

435 102 464
                                    

- Complicated -
\
\

Awalnya Gina tidak mempermasalahkan keputusan lomba, tapi Lady Gank memanfaatkan situasi dengan memprovokasi sampai berhasil mempengaruhi Gina setelah seminggu. Gina yang menaruh paku, tapi ide Fara. Setelahnya Gina tersiksa dalam penyesalan tiap tahu Maudy dirugikan, makanya akhirnya mengaku. Kejadian Poppy dan Elina pun campur tangan Lady Gank. Semua atas ide Fara, yang benci Maudy karena memacari Riko. Banyak orang di provokasinya untuk tujuan menganggu Maudy. Gina yang sempat diperalat, membeberkan semua rencana mereka yang diketahuinya.

Tentu Elina geram, sampai ribut dengan Lady Gank. Yang tak diduga, senior crusher membantu Elina yang kalah jumlah, sebelum OSIS tiba. Pihak sekolah men-skorsing Lady Gank, dengan kesaksian apa adanya Maudy tanpa membahas Gina. Bukan bermaksud membela Gina, Maudy hanya.. tidak dalam keadaan baik mengurusi itu.

Situasi sekolah melunak, para murid jarang yang mengusik Maudy — kembali segan seperti tahun pertama sekolah. Elina terus di sisinya, esensi Andre masih berpengaruh ke hati Maudy — meski cara pandang Maudy tak lagi sama. Ia juga tidak lagi mengabaikan Riko — atau sebenarnya Maudy sekacau itu untuk mempedulikan sekitar.

Let's see what you're going to do, and what I will do.

Satu-satunya yang memenuhi pikiran Maudy adalah Harry, dan apa kira-kira rencana balas dendamnya.
Oh, tentu ada yang Maudy lakukan. Beruntung ia merespon chat dari Fabian — jadi tahu kalau pria itu berjiwa detektif — dan dia membantu mencari informasi terkait masa lalu Bunda untuk Maudy menyusun fakta.

Dirumah, meski Maudy terkesan berpihak dan melindungi Bunda, nyatanya tanpa sadar ia membuat jarak. Segalanya tampak normal, hanya Maudy memandang berbeda. Di satu titik ia menjauh, mengurung diri dikamar, dan banyak diam. Tapi di titik lain ia waspada, memperhatikan, dan banyak berkomentar.

Jadi, ia mulai berseteru dengan Maurin yang merasa dijauhkan dari Harry. Gimanapun alasan logis Maudy tanpa mengungkit permasalahan, dianggap Maurin sebagai upaya merebut perhatian Harry. Puncaknya ketika keras kepala Maurin sampai menentang Bunda.

"BUNDA PILIH KASIH, SELALU KAK ODY YANG DIDENGERIN, DITURUTIN. DARI KECIL OLIN YANG DEKET SAMA BANG ARI, JADI JANGAN DIJAUHIN! BUNDA JANGAN IKUTAN NGELARANG JUGA DONG!"

"Gak gitu maksud Bunda, sayang  — "

Hari-hari damai dirumah meredup, perseteruan dua putri-nya atau bentakan Maurin berakhir jadi air mata Bunda.

Harry tidak melakukan apa-apa, bahkan banyak kelayapan dan membuat cemas ibunya sendiri karena pulang seenaknya — tapi sepertinya ini bagian kecil rencananya. Mungkin diluar sana, entah dimana, Harry bersuka cita atas kacaunya keluarga Maudy.

Katanya masalah mendewasakan, tapi Maudy tidak tahu akan se-menyakitkan ini. Katakan dirinya kaget — terbiasa diberi lingkungan lunak, kemudian dihantam situasi mengerikan — Maudy tak sanggup. Sepanjang hari terlewat ia ketakutan, duduk memeluk lutut dalam hening tiap di kamar. Terlalu kacau, tapi masih harus berlaku baik-baik saja. Jadinya Maudy bersikap lempeng, dingin, tanpa ekspresi.

Sesakit inikah yang Harry rasakan?

Meski Maudy memahaminya, tapi tidak bisa memaklumi cara Harry meringankan derita.
Harry tersiksa menyimpan ini sampai perlu meluapkan amarah, lalu bagaimana dengan Maudy? Ia juga tersiksa menyimpannya, tapi malah ditambah menanggung dendam.
Bukankah pria itu yang egois?

Sekacau itu Maudy, sampai rasanya ia mulai membenci Harry.

•°•x0x•°•

"JANGAN!" pekik Harry berangsur duduk. Napasnya tak beraturan, peluh memenuhi pelipisnya, pandangannya tak awas menatap satu titik.

Detik berikutnya ia dijatuhi beban, karena dipeluk. Barulah pandangan Harry berfungsi normal, menemukan Tora duduk di single sofa menghadapnya dengan sedikit raut cemas.

Walking Towards Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang