[Chapter 12] || Drama Liburan

764 239 1.1K
                                    

- Drama Liburan -
\
\

Bus memasuki kawasan pantai tepat ketika adzan Dzuhur. Maudy tercengang membayangkan akan bermain dibawah terik matahari itu, tapi sepertinya yang lain tak mempermasalahkan. Mereka semua turun bus dengan antusias.

Rombongan berjalan mendekati saung berjejer dibawah deretan pohon besar. Hamparan laut ada 10 meter dihadapan saung. Tanpa mengacuhkan terik, beberapa anak lekas mendekati bibir pantai. Iya sih, terik matahari hampir kalah dengan angin sepoi pantai.

Ada 5 saung yang disewa, cukup besar, terutama memang untuk menyimpan barang. Bu Rita melambai pada Maudy yang jalan paling akhir — beliau sudah di saung — ambil alih tas Maurin untuk diletakkan, juga punya Maudy.

"Bu, Olin kesana ya?" pamit Maurin.

"Jangan terlalu ke lautnya ya."

Maurin beralih riang pada Harry yang duduk di bambu pembatas saung, "Bang, kesana yuk!"

"Olin duluan, Abang belum pake sunblock."

"Nyusul ya," seru Maurin, lalu lari bergabung bersama teman sebayanya di bibir pantai.

"Ody ikut gabung gih. Disini semua remaja kayak satu umur, mau SMP, SMA, kuliah, kerja. Gaada kesenjangan sosial," ujar Bu Rita.

"Ody mau sholat dulu. Dimana ya Bu?"

Bu Rita mengedarkan pandangan sejenak, lalu menghampiri pak Gusti — ketua panitia — karena tak menemukan musholla. Pak Gusti lantas bertanya pada pengurus saung. Tak lama kemudian Bu Rita kembali.

"Ari, bentar," panggil ibu itu ketika Harry baru beberapa langkah. Pria itu berhenti.
"Temenin Ody sholat ya, disana musholla nya," pinta bu Rita.

"Ah, Ody sendiri aja Bu. Gapapa," elak Maudy.

"Jangan, itu lumayan jauh. Ga kepantau dari sini. Ini kawasan asing loh buat kamu, ntar ilang."

"Iya bu." Harry setuju, melirik Maudy lalu melangkah ke arah yang ibu nya tunjuk.

"Nih, buruan ikutin Ari," kata Bu Rita yang sudah mengambilkan mukena dalam tas nya.
Maudy melangkah mengekori Harry.

"Agak beda liat Ody disini, kayak asing gitu tapi ditunggu banget hehe."

Bu Rita ikut terkekeh menanggapi perkataan ibu tetangga di saung yang sama.
"Susah itu juga Bu bujuknya. Anak nya kurang suka main sih."

"Justru disitu peran kita Bu, bikin semua anak have fun termasuk Ody."

"Penasaran juga gimana nanti. Ah, ga sabar nunggu games nya."

Layaknya ibu-ibu, empat wanita itu asik ngerumpi sambil bersenda gurau.

Sepertinya jarang yang menunaikan ibadah disini, karena musholla yang ada hanya rumah petak kecil yang kurang terurus. Maudy sempat menyapu sedikit sebelum ambil wudhu, tak mengira karena Harry juga sedang wudhu.

Selesai wudhu dan masuk musholla, Maudy berkata, "Gua gatau kalau lu juga sholat. Bentar, sapu tempat lu dulu."

Harry sudah didalam, menyingkir ketika Maudy membersihkan tempatnya.

"Jamaah atau sendiri?" tanya Harry.

"Lu bisa imamin?" Maudy balik bertanya.

Harry mendengus, "Gua masih sholat ya di rumah, bareng ibu, lu pikir dia yang ngimam?"

"Ya kan nanya."

Maudy menyampirkan sajadah Harry, balik ke tempatnya dibelakang. Tanpa menyadari Harry yang terdiam memperhatikan geriknya tadi.

Walking Towards Me [COMPLETED]Where stories live. Discover now