[Chapter 16] || Bentuk Terpuruk

625 216 1K
                                    

Masih Andre disini wkwk

Aku pernah bilang ga sih kalau lebih suka Andre ketimbang lead male nya? wkwk

Vote dulu boleh, baca dulu boleh. Yang ga boleh? Hujat author amatir ini karena payah bikin romance scene😭 kumohon jangan wkwk maklumin aku jomblo dari embrio🥺

Let's reading!

\
\

Maudy turun mobil, menutup pintu bersamaan dengan Andre yang menurunkan kaca.

"Yakin ga sampe rumah?" tanya pria itu.

Maudy menghela nafas, "Iya kak.. mau rencana nanya gitu berapa kali?"

Andre memaksa senyum di wajah gusar nya, "Beneran ga enak Maudy, saya pulangin kamu malam tapi ga sampe rumah."

"Ini udah di depan komplek kok. Santai aja."

Bukannya apa, kalau Andre beneran mengantar sampai rumah, Maudy bisa jadi pusat perhatian para tetangga. Belum lagi anggapan Ayah Bunda, Maudy sungguh malas sekedar klarifikasi jadi lebih baik tak usah cari ribet.

"Tapi tetep aja — "

Ucapan Andre disela bunyi klakson, sontak membuat keduanya menoleh ke depan mobil. Maudy tau itu Harry tapi Andre tidak karena dia mengenakan helm full-face.

"Pacaran sadar tempat woy! Bukan portal nenek moyang lu!" seru nya. Mobil Andre memang berhenti tepat didepan portal masuk, hanya menyisakan celah yang tetap sulit dilalui motor.

Andre mengernyit, Maudy buru-buru mengendalikan situasi. "Thanks for today kak! Hati-hati pulang nya ya."

"Pamit ya."

Setelah kepergian Andre, Maudy melangkah ke jalur motor Harry, membuat pria itu terpaksa berhenti lagi karena dihalangi.

"Gua ga pacaran sama kak Andre," ujar Maudy cepat.

Harry melepas helm, menatap malas, "Urusan di gua apa?"

"Sadar ga kalau spekulasi lu tuh — " Maudy mengerem ucapan karena atensi Harry beralih, dan mendengar derung motor yang tak asing. Benar saja, ketika menoleh, bang Herdi sudah berhenti didekat mereka.

"Bang Ari? Kak Ody? Ngapain didepan komplek?" Maurin yang bertanya, dia di jok belakang motor bang Herdi.

Harry balas bertanya, "Mau kemana bang?"

"Cari makan, ibu ga masak. Sekalian ke apotek beli P3K Olin." Bang Herdi menjawab dengan raut bingung dengan keberadaan mereka disini.

"Kalau gitu Ari aja. Sama bang Ari ya Lin?"

Maurin mengangguk semangat tapi Maudy cepat menyahut, "Sama Ody aja bang."

"Yah kak, Olin aja. Bosen tau dirumah, bang Ari seharian ini main sama temennya soalnya," sungut Maurin.

"Kaki Olin kan sakit," balas Maudy, beralasan. Harry mendengus sebal tanpa kelihatan.

"Gapapa Ody emang?" tanya bang Herdi, cepat diangguki. "Yaudah, kita tunggu dirumah aja ya Lin" lanjutnya, bicara dengan Maurin.

Adiknya mengangguk berat, lantas bang Herdi putar balik motor kembali ke arah pulang. Maudy juga berbalik, bertemu raut kesal Harry yang terang-terangan.

"Jadi curiga, lu suka sama gua ya?" sembur Harry tiba-tiba.

Maudy mengernyit aneh, "Lu ngelawak?"

Walking Towards Me [COMPLETED]Where stories live. Discover now