[Chapter 31] || Born of Fool's Day

462 117 693
                                    

- Born of Fool's Day -
\
\

Itu cuma lagu. Sebanyak apapun kalimat itu terputar di pikirannya, sesak yang Maudy rasakan tidak mau pergi. Meski begitu, ia tak menangis. Tepatnya tidak bisa menangis - semacam impulsif tiap berhadapan dengan Harry.

Harry masih menutup telinganya. Butuh waktu sampai Maudy merasa tenang untuk mulai mundur tetap menunduk, tapi Harry menarik lengannya.

"Awas," kata Maudy, datar pelan.

Tak ada respon dalam beberapa detik. Dahi Maudy menempel pada tubuh Harry, dan hangat yang dirasa tidak Maudy gubris karena terlalu kalut.

"Sesusah itu lu tahan nangis tiap sama gua. Semudah itu lu nangis buat dia. Enak aja! Nangis dulu lu, baru gua lepas."

"Siapa yang nangis?"

"Entah. Siapa yang ngumpetin muka?"

Maudy menarik napas sebelum mengangkat wajah. "Enough?"

Tidak dijawab, Harry hanya menatap entah remeh atau peduli - Maudy gagal menafsirkan. Dan ia sebenarnya heran dengan tindakan pria itu sekarang padahal katanya malas terlibat dengannya.

Kemudian suara pukulan disambut pekikan menyita perhatian mereka.
.

"MANA CEWEK GUA?" bentak Riko dengan wajah amarah, berhadapan dengan Andre yang terjerembab ke tanah.

Andre mengusap sudut bibir yang terkena tinju. "Ngapain lu kesini?" ketusnya.

"Kenapa? Lu pikir gua bakal diam aja biarin lu mesra-mesraan sama cewek gua?"
Pandangan Riko mengedar, lalu melangkah dengan emosi untuk mencari tapi Andre menahan bahunya. Melayangkan pukulan balasan.

"Lu gabisa seenaknya cari ribut disini!"

"Bangsat!" Riko siap memukul namun lebih dulu dilerai Regi dan anak lelaki lain.

"Lepas njing!" Riko berontak hingga perlu dipegang 4 orang. "Dimana lu umpetin cewek gua sialan!" umpatnya pada Andre.

Peserta camp perempuan hanya terperangah ngeri di situasi ini, apalagi Elina ketika Riko mengarahkan tatapan tajam padanya menanyakan Maudy.

"Vin, panggil guru," pinta Regi.

"Siapa yang bolehin panggil guru?"

"Sebaiknya anda berhenti bikin ribut."

"Diem lu!" bentak Riko. Lalu teriak, "WOI MAUDY! KELUAR LU SIALAN! JANGAN BIKIN GUA NYERET LU BALIK DARI SINI!"

Ditempatnya, Maudy sudah akan melangkah dengan gelisah. Tapi lengannya ditahan Harry.
"Lu berani nemuin Riko dalam keadaan gitu?"

Benar juga. Bahkan hanya dengar keributan yang Riko timbulkan, sudah bikin dirinya panik.
"Tapi kalau disini aja, kak Andre bakal dipukul terus."

"Selama lu ga sama Andre, Riko ga bakal mukul. Kecuali Andre mukul balik."

Gadis itu menunduk. Entah ucapan Harry bisa dipercaya atau tidak, tapi ia sadar memang tak ada yang bisa dilakukannya sekarang.
Harus apa? Pergi kesana dan larang Riko memukul Andre? Bisa-bisa Riko makin geram. Membenarkan tindakan Riko pun itu mana mungkin.

Tau-tau Harry meraih tangannya. "Diam disini doang juga gabisa," katanya, lalu menarik Maudy masuk hutan. Menjauhi area saung.
.

"Gua gaakan pergi sebelum nemuin Maudy!" ketus Riko.

Regi menghela napas. "Ada yang lihat Maudy?" tanya nya pada para peserta camp yang telah berkerumun.

"Jangan ada yang ngasih tau!" seru Andre. Regi melihatnya. "Maudy bisa bahaya sama dia."

Walking Towards Me [COMPLETED]Where stories live. Discover now