[Chapter 25] || Missing

491 152 635
                                    

- Missing -
\
\

Kedua gadis itu memusatkan atensi pada wanita paruh baya yang duduk memeriksa lembaran ditangannya.

"Kali ini lu ga kacau lagi kan Dy?" bisik gadis mata belo disebelahnya.

Yang ditanya menggeleng, tersenyum simpul. "Insya Allah engga Gin. Terima kasih sama materi lu."

Ujitest mengecewakan sebelumnya terjadi karena Maudy tak sadar materi yang dipelajari kurang lengkap. Beruntung Gina berbaik hati membagikan materi, padahal disini mereka bersaing untuk dipilih lomba itu.

Ah, Gina ini adalah ketua KIR, kelas 11 IPA 4. Lomba sebelumnya tidak ada seleksi seperti ini karena Maudy ditunjuk secara langsung.

"Semoga lu yang kepilih Dy," bisik Gina lagi.

Maudy menegur berbisik, "Doa macam apa itu?"

"Doa kebaikan bersama." Gina menjeda sambil memperhatikan Bu Vera di kursi depan.
"Lomba taraf nasional gini peluang menang sekolah kita tinggi kalau lu perwakilannya. Kalau gua yang ada kalah duluan di penyisihan."

"Gaboleh gitu Gin, optimis. Lu aja lebih bagus dari gua pas ujitest kemarin."

"Itu kan karena lu kurang materi."

"Baik," suara Bu Vera menginterupsi, menghentikan bisik-bisik Maudy dan Gina.
"Ujitest kali ini cukup memuaskan, terlebih kamu Maudy, ini baru kamu," katanya mengibas lembar test Maudy.

"Dan Gina, kamu berhasil matahin ekspetasi para guru kalau mereka cuma punya Maudy yang dipercayai tentang lomba ini."

Maudy menoleh untuk melempar senyum bangga pada rekan eskul nya itu, sementara Gina tersenyum gugup meliriknya. Kompak saling menggenggam dibawah meja.

"Dari hasil test, sebenarnya, Gina unggul dua point. Ketepatan jawaban kamu dan ketelitian kamu baik disini. Tapi terlalu terbuku, sedangkan Maudy berimprovisasi dijawabannya. Jadi selamat, Maudy kamu terpilih."

Bukan Maudy, justru Gina yang melonjak girang. Senyum gugup gadis itu terganti dengan senyum antusias, Bu Vera juga tersenyum, sementara Maudy tercengang.

"Serius Bu? Kan Gina unggul dua point?"

"Betul. Tapi disini jawaban terbuku Gina bisa jadi masalah. Kita tidak tahu materi seperti apa saat perlombaan nanti, jadi metode menghafal jiplak seperti yang Gina lakukan, itu bisa menyulitkan dia kalau kelupaan satu kata atau salah menghafal materi. Ditambah, ketelitian Gina memakan banyak waktu. Akan sulit untuknya memecahkan banyak soal sebelum waktunya habis. Kamu paling tau harusnya Dy situasi lomba itu."

Maudy tidak tahu harus senang atau tidak. Sebenarnya penyeleksian sebagai perwakilan lomba itu kemarin lusa, ketika hasil Maudy mengecewakan dan Gina yang harusnya terpilih. Tapi para guru bersangkutan sepakat untuk melakukan test sekali lagi.

Jelas Maudy merasa tak enak. Ia tahu belajar kerasnya menyiksa, tapi pasti Gina juga. Ditambah Gina membagikan materi pada Maudy.

"Lu tau lagu Boa Dy? You're still my number one," ujar Gina menyanyikan penggalan lagu Korea itu.

"Aduh Gin, sorry.. Harusnya lu yang kepilih," sesal Maudy.

Gina menggeleng sambil menggoyangkan telunjuk. "No, no. Kalau lu mikirin soal kemarin, iya gua kepilih unggul, karena lawan gua orang yang ga siap perang kayak lu. Makanya gua bagiin materi, and see, it's yours! Gua gaakan menang disana karena pastinya lawan di perlombaan bukan orang yang kurang persiapan perang kayak lu kemarin, haha."

Maudy menatap haru gadis itu. Baik sekali dia. "Kenapa ga marah aja sih? Harusnya lu kecewa sama hasilnya. Makasih banyak Gin."

"Dengar kata Bu Vera tadi, gua matahin ekspetasi guru. Bisa bersaing sama lu dititik ini aja udah ngerasa hebat banget. Gua ga pesimis Dy, gua bersyukur sejak awal. Dan posisi gua emang harusnya begini, jadi ketua KIR. Ngurus eskul bukan ngurus lomba. Jadi, get out we of my room! Ayo pulang. Do something ke mata panda lu itu."

Walking Towards Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang